Sukses

Tingkatkan Literasi, Badan Wakaf Indonesia Bangun Terobosan Jaringan Antar Kampus

Nuh menjelaskan, PAU (Pusat Antar Universitas) bidang perwakafan yang diluncurkan, siap menggandeng Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta sebagai anggotanya atau disebut dengan istilah Institutional membership.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh mengamini, literasi atau pemahaman masyarakat terhadap wakaf masih kurang.

Bahkan menurut indeks, literasi wakaf secara nasional hanya mencetak skor di angka 50.48 atau termasuk dalam kategori rendah. 

"Merespons terhadap isu diatas, Badan Wakaf Indonesia akan melaunching Pendirian PAU (Pusat Antar Universitas) bidang perwakafan secara serentak bersama 20 Perguruan Tinggi di Indonesia," kata Nuh dalam siaran pers diterima, Rabu (17/3/2021).

Agenda tersebut, lanjut Nuh, akan dimulai secara Hybrid (melalui offline dan online virtual zoom meeting) pada Kamis, (18/03/2020), di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat. 

Nuh menjelaskan, PAU (Pusat Antar Universitas) bidang perwakafan yang diluncurkan, siap menggandeng Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta sebagai anggotanya atau disebut dengan istilah Institutional membership.

"Bersamaan event peluncuran PAU bidang perwakafan, kami juga akan gelar webinar dengan tema ”Menguatkan Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Nasional di Bidang Wakaf” dengan narasumber dari beberapa Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia," lanjut Nuh.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penguatan Database

Nuh berharap, melalui kegiatan besok, pihaknya akan mendapatkan penguatan database wakaf, BWI Working Paper Series (BWPS) denan target penerbitan tiap bulannya,  Publikasi Jurnal Ilmiah Wakaf level nasional maupun internasional, Konfrensi Wakaf tingkat nasional dan Internasional, dan sejumlah artikel wakaf di media massa, dan media lainnya. 

“PAU bidang perwakafan nantinya bisa  menciptakan beragam produk keilmuan wakaf dari Indonesia, pengelolaan wakaf yang profesional, transparan dan akuntabel, serta lahirnya kebijakan berbasis riset yang memperkuat sistem perwakafan," harap Nuh.

Nuh juga berharap, PAU bidang perwakafan diharapkan menjadi pionir terciptanya digitalisasi data wakaf yang terintegrasi dalam satu data base nasional bisa diakses semua elemen masyarakat. Sehingga tercipta transparansi data pengelolaan wakaf yang mampu meningkatkan public trust masyarakat terhadap pengelolaan wakaf. 

"Ini berdampak meningkatknya jumlah wakif dan asset wakaf di Indonesia," Nuh menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.