Sukses

Jalan Panjang Serda Aprilia Manganang, Lahir Berstatus Wanita hingga Jadi Prajurit Pria

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan duduk perkara jenis kelamin Aprilia.

Liputan6.com, Jakarta Mantan pemain Tim Nasional Bola Voli Putri, Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang mengegerkan publik. TNI Angkatan Darat (AD) mengonfirmasi status gendernya yang merupakan seorang pria.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan duduk perkara jenis kelamin Aprilia. Nyatanya, pria kelahiran Tahuna, Sulawesi Utara, 27 April 1992 tersebut mengalami kelainan reproduksi.

"Saat dilahirkan dia punya kelainan pada sistem reproduksinya, Hipospadia," tutur Andika di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

Perjalanan vonis bahwa Aprilia mengidap Hipospadia diberikan oleh tim dokter RSPAD Gatot Subroto dimulai pada Februari 2021. Pemeriksaan medis secara menyeluruh pun dijalani sesuai dengan kemauan Aprilia, yang memang sudah diinginkannya sejak lama.

"Jadi saya konsultasi tawarkan apa yang bisa kami bantu untuk dia. Akhirnya Sersan Manganang rupanya excited. Ini yang ditunggu-tunggu, saya hadirkan tim RSPAD, kemudian lakukan pemeriksaan lengkap dengan menggunakan seluruh fasilitas kesehatan kami," ujar Andika.

Aprilia Manganang direkrut menjadi prajurit TNI AD melalui jalur penerimaan khusus anak muda berprestasi pada 2016 lalu. Pemeriksaan medis kala itu pun tidak sampai pada diagnosa kelainan alat reproduksi Hipospadia.

"AD memutuskan untuk menerima. Pemeriksaan tidak dilakukan selengkap yang kami gelar minggu lalu," katanya.

Menurut Andika, Aprilia sendiri masuk dalam Bintara Komunitas Ajudan Jendral. Dia lahir dan besar di daerah yang terbilang terbatas secara fasilitas hingga akhirnya dilahirkan dengan akta lahir perempuan.

"Sersan Aprilia Manganang dilahirkan di Tahuna, jadi inilah tempat lahir dan dibesarkan Aprilia Manganang. Tepatnya di Pulau Sangir, atau sering disebut Tahuna. Dan kalau kita hari ini naik kapal, itu kira-kira dari Manado delapan jam ke arah pulau ini. Seseorang yang diberi nama Aprilia Manganang tidak seberuntung kita semua. Saat dilahirkan, dia punya kelainan pada sistem reproduksinya. Hipospadia," beber Andika.

Lebih lanjut, ayah dan ibu dari Aprilia juga tidak dalam kondisi berpendidikan cukup. Keduanya hanya seorang buruh tani dan asisten rumah tangga, bahkan melahirkan pun di rumah dengan fasilitas medis seadanya.

"Ini yang kemungkinan paramedis melihat hanya secara fisik bahwa anak ini perempuan. Kondisi ini terus berlangsung sampai Aprilia Sekolah Dasar dan SMP di Tahuna, pindah SMA ke Manado, sampai akhirnya 2016 Angkatan Darat melihat prestasi dari anak ini. Itulah kenapa Angkatan Darat saat itu memutuskan merekrut Aprilia dalam program rekrutmen khusus Bintara Berprestasi. Aprilia direkrut jadi Angkatan Darat," terang Andika.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masa Kecil Serda Aprilia

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa berbagi cerita pengakuan Serda Aprilia Manganang yang melalui masa kecil tanpa lepas dari persekusi atau bullying. Kondisi jenis kelaminnya menjadi objek bahan rundungan teman sebayanya.

"Pengakuan Manganang dia sering menjadi objek bully-an. Ya seperti yang saya bilang tadi, sejak kecil anak kecil nggak punya rem, apa yang dilihat langsung ditanyakan," tutur Andika di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

Menurut Andika, sejak menjadi bahan perundungan Aprilia pun memilih untuk menjauh dari teman-temannya. Bahkan untuk bersosialisasi dengan orang lain pun enggan.

"Itu yang membuat Sersan Manganang ini cenderung menjauh dan lebih membatasi. Mungkin setiap ketemu orang pertanyaannya itu lagi itu lagi," jelas dia.

Sebab itu, lanjut Andika, sebagai KSAD dirinya bermaksud untuk bertanggung jawab atas semua anggotanya. Termasuk terhadap Aprilia yang telah diterima sebagai bagian dari keluarga besar TNI AD.

"Kami ingin membantu, tapi juga kami tidak ingin merekayasa, sehingga menggunakan segala peralatan fasilitas kesehatan yang kami punya. Dan setelah kami temukan, kami jelaskan, begitu lepas (Aprilia menerima), karena ya itu sekian lama (menunggu kepastian), 20 tahun," kata Andika.

TNI AD pun memastikan untuk memfasilitasi berbagai dokumen yang dibutuhkan agar status administrasi jenis kelamin Serda Aprilia Manganang berganti dari wanita menjadi pria.

"Dirhum Angkatan Darat sudah siapkan dokumen untuk kita membantu Sersan Manganang untuk mendapat apa yang diinginkan, yaitu kita penuhi semua surat yang ada di UU 23 2006 tentang administrasi kependudukan," ujar Andika.

Dia berharap, Pengadilan Negeri Tandanao dapat mengabulkan permohonan perubahan nama dan jenis kelamin Serda Aprilia.

"Dengan harapan setelah ini Sersan Manganan bisa menjadi seseorang yang ditakdirkan untuknya," jelasnya.

Andika juga menegaskan bahwa Aprilia bukan seorang trangender. Dia tidak menjalani operasi pergantian alat kelamin, namun memang dilahirkan dalam kondisi pria yang memiliki kelainan reproduksi Hipospadia.

"Seperti yang saya katakan tadi ini operasi ini corrective surgery, jadi tidak ada pergantian kelamin. Manganang adalah laki-laki dan tidak ada pergantian secara fisik yang mungkin tadinya dari organ-organ kelamin wanita menjadi pria itu tidak ada," tegas Andika.

3 dari 4 halaman

Bahagia Serda Aprilia

Pensiunan atlet Timnas Bola Voli Putri, Serda Aprilia Manganang mengaku lega dan bahagia setelah menjalani pemeriksaan medis terkait status jenis kelaminnya. Nyatanya, sejak kecil dirinya memanglah seorang pria.

"Ini momen yang sangat saya tunggu-tunggu, bahagia banget. Puji Tuhan Yesus saya bisa lewati ini, dan saya bersyukur Tuhan pakai bapak dan ibu untuk pertemukan saya," tutur Aprilia lewat virtual yang ditampilkan di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

Aprilia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Andika Perkasa dan para dokter RSPAD Gatot Subroto yang telah memberikan fasilitas pemeriksaan tersebut.

"Saya terima kasih ke dokter yang sudah bantu saya, saya sangat bahagia, selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini tercapai," jelas Aprilia.

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, Aprilia sebenarnya menyadari adanya kelainan dalam dirinya. Hanya saja, keraguannya atas jenis kelaminnya tidak dapat dilawan lantaran orang tua dan dokter tempatnya dilahirkan meyakini dirinya adalah wanita.

"Manganang ini selama ini, sebelum tau secara medis itu dia hanya bisa rasakan saja. Tapi waktu bersamaan nggak bisa lawan assigment keputusan yang diberikan para medis saat dia lahir, dinyatakan sebagai wanita. Itu sudah ada," kata Andika.

"Kalau hasil wawancara kami itu sudah ada sejak awal-awal itu, tapi kita tidak bisa tempatkan itu seperti kita bicara sekarang, dia kan nggak tau. Mungkin pertama yang dia sendiri ingin tau, saya wanita tapi kok postur tubuh saya tidak seperti wanita lain," sambungnya.

Adapun hasil medis, lanjut Andika, dari pemeriksaan urologi jelas bahwa Serda Aprilia Manganang memiliki organ jenis kelaminan laki-laki tanpa sedikit pun menyerupai kelamin perempuan. Berdasarkan sisi Hormonal juga menunjukkan adanya kadar testoteron normalnya seorang pria.

"Pemeriksaan radiologi IMR menyatakan hal yang sama," ujar Andika.

4 dari 4 halaman

Tetap Jadi Prajurit TNI AD

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memastikan Serda Aprilia Manganang akan tetap menjadi prajurit TNI AD meski secara administrasi kependudukan berubah jenis kelamin dari wanita ke pria.

"Bagaimana selanjutnya, Manganang masuk TNI AD dia jadi Bintara Komunitas Ajudan Jenderal. Saya akan, dengan kondisi ini maka saya dengan staf akan lakukan evaluasi untuk beri tugas yang pas. Kemungkinan besar pilihannya di perbekalan dan angkutan, atau di kesehatan, tergantung pasion Manganang di mana," tutur Andika di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

Menurut Andika, dia akan mengutamakan keinginan dari Aprilia. Hanya saja sejauh ini Aprilia merupakan prajurit dengan rekam jejak yang baik.

"Sejak lulus 2016, dia ditempatkan di Dinas Jasmani, 2018 sampai sekarang di Kodam Manado. Dia prajurit yang punya disiplin karena selama dinas tidak pernah ada pelanggaran, orangnya sangat nurut, saya yakin itu adalah attitude ya. Dia menunjukkan orang yang punya komitmen, disiplin. Selama berdinas pun selalu masuk dinas sesuai jam dan tidak ada perintah yang tidak dilakukan oleh dia," jelas dia.

Lebih lanjut, menurut Andika kasus seperti Aprilia baru terjadi di TNI AD. Hanya saja, bagi prajurit yang merasa perlu bantuan semacam Aprilia, dirinya menegaskan akan membantu semaksimal mungkin.

"Sejauh saya tahu belum ada. Tapi sebetulnya kami tidak temukan, mungkin kami tidak tahu. Tapi kami siap bantu. Kami sebagai pembina untuk apa, untuk prajurit Angkatan Darat. Karena kami tidak tahu, belum tentu kita bisa kenali ada satu kelainan. Intinya belum ada sebelumnya, tapi kita terbuka untuk bantu siapa pun anggota kami yang merasa perlu bantuan. Dan kita akan berjuang semaksimal mungkin. Kami punya kewajiban bantu," Andika menandaskan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.