Sukses

Alasan Nadiem Makarim Dorong Pembelajaran Tatap Muka Usai Guru Divaksin Covid-19

Nadiem Makarim menjelaskan maskudnya mendorong pembelajaran tatap muka usai tenaga pendidikan dan guru mendapatkan vaksin Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menjelaskan maskudnya mendorong pembelajaran tatap muka usai tenaga pendidikan dan guru mendapatkan vaksin Covid-19.

"Ketika vaksinasi sudah bergulir, sekolah akan didorong memulai tatap muka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kehilangan kesempatan belajar yang lebih besar lagi bagi anak-anak kita," kata Nadiem Makarim dalam keterangan tulis, Kamis (4/3/2021).

Karena itu, dia berharap pihak sekolah memanfaatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk memenuhi daftar periksa untuk persiapan pembelajaran tatap muka sehabis pemberian vaksin Covid-19.

"Mohon semua kepala dinas, kepala sekolah, dan pemerintah daerah untuk segera mengakselerasi dan menggunakan Dana BOS untuk segera tatap muka," ungkap Nadiem Makarim.

Dia mengingatkan, bahwa di tahun 2021 ini dana BOS masih bersifat fleksibel.

"Dana BOS 2021 masih tetap fleksibel untuk digunakan membayar honor guru, sebab Indonesia masih dalam kondisi darurat bencana. Namun dalam kondisi normal, penggunaan Dana BOS untuk honor guru dibatasi maksimal 50 persen, baik untuk sekolah negeri dan swasta," kata Nadiem Makarim.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beresiko

Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Soedjatmiko mengingatkan potensi gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia jika pembelajaran di sekolah kembali berjalan normal.

Hal ini menyusul rencana pemerintah ingin membuka sekolah usai tenaga pendidikan divaksinasi Covid-19.

"Kalau sekolah tatap muka, syarat-syarat tadi tidak dilaksanakan, publik kendor 5M bisa gelombang kedua," ucap Soedjatmiko kepada Liputan6.com, Rabu (4/3/2021).

Dia menuturkan, harus memastikan dulu kasus Covid-19 dan tingkat kematian di suatu wilayah turun terus menerus selama dua minggu. Apalagi jika tidak ada kasus baru.

"Kalau masih fluktuatif tunda dulu," ungkap Soedjatimiko.

Dia juga berharap para orang tua dan wali murid berperan aktif mengecek kesiapan sekolah nantinya. Bahkan diedukasi terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19.

"Pembukaan harus bertahap. Mahasiswa dan SMA duluan 1-2 minggu. Kalau mereka patuh protokol kesehatan dan tidak terjadi kluster Covid di PT dan SMA, lanjut SMP," urainya.

Dan begitu seterusnya hingga jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Namun jika sebaliknya maka mesti ditunda dulu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.