Sukses

Jelang Ramadan, Jokowi Minta Mendag Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok

Dia juga mengingatkan agar ketersediaan kebutuhan pokok di seluruh daerah harus dipastikan aman.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi menjaga ketersediaan bahan kebutuhan pokok, menjelang masuknya bulan Ramadan dan Idul Fitri. Dia menekankan bahwa harga kebutuhan pokok harus tetap stabil dan terjangkau.

"Ini perlu saya ingatkan, bulan Ramadan yang tinggal 40 hari lagi. Sebulan kemudian Idul Fitri. Siapkan dari sekarang, antisipasi dari sekarang," ucap Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan dari Istana Negara Jakarta, Kamis (4/3/2021).

"Walaupun nanti kita akan menyambut dengan sederhana tapi sekali lagi ketersediaan stok dan harga yang stabil harus dijamin," sambungnya.

Dia juga mengingatkan agar ketersediaan kebutuhan pokok di seluruh daerah harus dipastikan aman. Selain itu, Jokowi meminta adanya keseteraan harga di daerah-daerah pinggirian.

"Kebijakan perdagangan harus menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Ini selalu saya ingatkan. Dalam negeri ini harus betul-betul, urusan stabilitas harga ketersediaan pasokan harus betul-betul terjamin," jelas Jokowi.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi memastikan pihaknya akan menjaga ketersediaan stok pangan, menjelang bulan Ramadhan. Hal ini untuk mencegah lonjakan harga akibat kelangkaan stok bahan pokok.

"Kemendag akan pastikan ketersediaan stok pangan, stabilitas harga komoditas pokok, dan penting tetap terjaga terutama memasuki Ramadhan dan Idul Fitri 2021 dan menjaga stabilitas inflasi perdagangan," tutur Luthfi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pandemi Ganggu Ekonomi

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga mengatakan pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia selama satu tahun, membuat kinerja perekonomian nasional menjadi terganggu. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional anjlok di angka minus 2,19 persen di 2020.

"Akibat pandemi selama setahun ini kinerja perekonomian kita sangat terganggu. Kita tahu growth di tahun 2020, pertumbuhan ekononomi kita jatuh di minus 2,19 (persen). Akibat pandemi selama setahun ini kinerja perekonomian kita berada dalam situasi yang tidak mudah, berada dalam situasi yang tidak gampang," jelas Jokowi.

Untuk itu, dia meminta jajarannya bekerja keras mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh positif di angka 5 persen pada 2021.

"Dalam kaitan ini, saya minta kita semuanya sekali lagi bekerja keras dan saya minta agar kebijakan perdagangan memberikan kontribusi besar terhadap agenda strategis pemulihan perekonomian nasional kita," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.