Sukses

JSDI: Sekolah Tatap Muka Seharusnya Menunggu Vaksinasi Covid-19 untuk Siswa

Menurut Ketua JSDI, vaksinasi Covid-19 yang diberikan kepada para guru tak ubahnya vaksinasi kepada masyarakat umum.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI), Muhammad Ramli Rahim menyebut vaksinasi Covid-19 bagi para guru dan tenaga pendidik tak langsung otomatis membuat sekolah tatap muka bisa langsung dibuka di tengah pandemi.

Menurut Ramli, pembelajaran secara tatap muka di sekolah seharusnya baru bisa dilakukan setelah vaksinasi Covid-19 terhadap anak-anak didik dilakukan.

"Belum lah (sekolah tatap muka), kan siswanya belum (divaksinasi). Menurut kita yang terpenting itu bukan gurunya, tapi siswanya. Yang kita khawatirkan (tertular) sebetulnya siswanya. Jadi gurunya yang divaksin, siswanya gimana?," kata Ramli kepada Liputan6.com, Jumat (26/2/2021).

Ramli menyatakan, sejak dirinya masih menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), kerap mengusulkan agar vaksinasi Covid-19 diprioritaskan kepada para siswa.

Hal ini mengingat siswa lah yang cenderung mudah terinfeksi dan menularkan Covid-19 ke anggota keluarganya.

"Jadi kalau kami sejak awal mengusulkan ya siswa yang didulukan. Cuma kan Sinovac enggak cocok ya buat anak-anak di bawah umur? Ya buat kami, guru divaksinasi itu tidak banyak berpengaruh terhadap anak didik. Meskipun ya ada pengaruhnya karena (mencegah) virus yang terbawa oleh (sesama) guru kan," tuturnya. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Tetap Belajar Jarak Jauh

Menurutnya, vaksinasi Covid-19 untuk para guru tak ubahnya vaksinasi kepada masyarakat umum. Di mana hal itu tak mengubah situasi dunia pendidikan secara signifikan.

"Jadi buat kami vaksinasi buat guru ya sama aja vaksinasi pada umumnya, masyarakat umum. Ya sama dengan instansi pemerintah dan sebagainya, jadi tetap saja idealnya pembelajaran online tetap dijalankan. Gurunya datang ke sekolah memberikan pembelajaran ke siswanya. Siswa belum bisa ke sekolah dengan kondisi seperti itu," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.