Sukses

Jokowi: Testing Covid-19 Semua Daerah Harus Sesuai Standar WHO

Selain tak merata, Jokowi menilai bahwa testing Covid-19 di Tanah Air belum tepat sasaran.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui bahwa saat ini testing Covid-19 di Indonesia belum merata.

Dia mengatakan seharusnya jumlah testing sesuai dengan standar WHO, namun DKI Jakarta menjadi provinsi yang paling tinggi melakukan test.

Menurut Jokowi, standar testing yang ditetapkan WHO untuk Indonesia 38.000. Namun, beberapa kali Indonesia mampu melalukan testing Covid-19 mencapai 70.000 dalam sehari.

"Kita mengejar tinggi enggak apa-apa, tapi rata. Jangan sampai hanya di DKI saja. Mestinya di semua provinsi itu standarnya WHO. Ketemu, sudah. Itu yang terus konsisten kita lakukan," jelas Jokowi saat berbincang dengan para pemimpin redaksi media nasional, seperti yang diunggah di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/2/2021).

Selain tak merata, Jokowi menilai bahwa testing Covid-19 di Tanah Air belum tepat sasaran. Misalnya, ada satu orang yang dites Corona berkali-kali karena ingin bertemu Presiden.

"Yang paling penting tepat sasaran, lah kita ini testingnya itu enggak seperti itu, ada satu orang yang di tes, misalnya sampai 10 kali karena harus ketemu saya, nah itu di tes terus, sebetulnya bukan itu," ujarnya.

  

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Standar WHO 50 Ribu Tracer

Jokowi juga menyoroti penerapan tracing atau pelacakan kontak pasien Covid-19 di lapangan yang belum baik. Hal ini lantaran Indonesia baru memiliki 5.000 tracer, dimana standar WHO minimal 50.000 tracer.

Untuk itu, anggota Polri-TNI dilatih untuk menjadi tracer agar mempercepat pelacakan kontak pasien corona. Sehingga, dapat mencegah penularan Covid-19 secara lebih meluas.

"Tracer yang ada juga banyak, tapi yang standart tracer yang betul tadi ya angka yang tadi saya sampaikan. Ada mungkin lebih dari 100 ribu yang tracer itu. Tapi itu kan kadang-kadang yang ditracing itu sebetulnya kan yang kontak, yang minimal 15-30. Yang dikejar itu," tutur Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.