Sukses

SBY: Kritikan Laksana Obat, Pahit Tapi Menyembuhkan

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengumpamakan kritikan seperti obat yang pahit. Namun, bisa menyembuhkan penyakit.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengumpamakan kritikan seperti obat yang pahit. Namun, bisa menyembuhkan penyakit. Hal ini diungkapkan SBY dalam akun twitter pribadinya @sbyudhoyono. 

"Obat itu rasanya "pahit". Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Kritik itu laksana obat," kata SBY seperti dikutip dari Twitter pribadinya, @sbyudhoyono, Sabtu (13/2/2021).

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Namun, lanjut SBY, obat pahit harus memiliki kadar yang cocok untuk menyembuhkan. Begitu pula kritik yang juga semestinya memiliki tingkat kewajaran dan penyampaian yang tepat.

"Jika obatnya tepat & dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat. Kritiknya benar & bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan," cuit SBY.

SBY juga mengumpamakan jika pujian laksana gula. Jika berlebihan justru akan membuat penyakit. Menurut dia, siapa pun yang terlau banyak makan gula akan berakibat fatal, rasa manis akan merusak kesehatan karena diabetes. Begitu pula dengan pujian yang berlebih, dapat menyebabkan kegagalan.

"Pujian & sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan & hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan," SBY menandasi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengkritik Tanpa Takut

Perihal kritikan ini mencuat usai Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk aktif menyoroti pemerinah. Jokowi menyebut, pemerintah membutukhkan kritikan yang pedas dan keras. Namun publik berpandangan ketika kritikan disampaikan, maka ada ancaman penjara.

Karenanya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla juga menyinggung hal tersebut. Pria karib disapa JK ini, mempertanyakan bagaimana masyrakat bisa melakukan kritik tanpa takut ditangkap polisi.

"Bagaimana mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi? ini tentu menjadi bagian upaya kita semua," kata pria JK seperti dikutip Liputan6.com dalam acara mimbar demokrasi di kanal daring Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sabtu (13/2/2021).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.