Sukses

Sekolah Lapang Kementan Ajarkan Teknik Jajar Legowo untuk Petani Lamongan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kegiatan Sekoah Lapang IPDMIP bisa mendukung penguatan SDM Pertanian.

Liputan6.com, Jakarta - Tambahan pengetahuan didapat petani Lamongan, Jawa Timur, dalam kegiatan Sekolah Lapang proyek Integrated Participatory Development And Management Of Irrigation Project (IPDMIP). Kegiatan yang berlangsung di Desa Tritunggal, Kecamatan Babat, Lamongan, Kamis (11/2/2021), memperkenalkan teknik menanam jajar legowo kepada petani.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kegiatan Sekoah Lapang IPDMIP bisa mendukung penguatan SDM Pertanian.

"Karena Sekolah Lapang IPDMIP mengajarkan banyak hal yang bisa menambah pengetahuan petani. Dan dengan kegiatan ini, kita berharap produktivitas bisa ditingkatkan," katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

"Sekolah Lapang mengajarkan petani kegiatan off farm dan on farm. Selain itu, banyak ilmu yang bisa diserap dan diterapkan ke lahan pertanian masing-masing. Harapannya, produktivitas meningkat, begitu juga dengan pendapatan petani," katanya.

Di Lamongan, Sekolah Lapangan 1 (Musim Penghujan/MP) dilaksanakan pada Kelompok Tani (Poktan) Mekarsari di Desa Tritunggal, Kecamatan Babat, Daerah Irigasi (DI) SL Keyongan.

Kegiatan ini dihadiri Kepala Desa dan perangkat desa setempat, serta Muspika Kecamatan Babat termasuk Mulkan, selaku Camat Babat.

Mulkan yang pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Penyuluhan di Dinas TPHP Kabupaten Lamongan, mengaku antusias dengan kegiatan IPDMIP di Kecamatan Babat.

Apalagi pada kesempatan tersebut juga dilakukan peresmian Gedung Saung Tani hasil swadaya masyarakat.

"Para peserta SL harus memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga, bisa berdampak pada peningkatan hasil pertanian dan menjadi contoh bagi petani lain yang belum mendapat kesempatan untuk kegiatan IPDMIP," katanya.

Diharapkan materi yang diberikan selama SL bisa diaplikasikan secara baik. Di samping itu juga disampaikan arahan tentang pengadaan burung hantu sebagai upaya pengendalian hama tikus, setidaknya setiap 10 hektare 1 burung hantu.

"Pengadaannya bisa menggunakan Dana Desa. Serta upaya penanaman refugia sebagai upaya pengendalian hama lainnya," ujar Mulkan yang meresmikan Saung Tani sebagai pusat kegiatan kelompok tani.

Sementara Korkab IPDMIP, Setyo Rini, menyampaikan pentingnya Buku Catatan Petani. Seluruh peserta SL pun mendapatkan Buku Catatan Petani dengan tujuan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya kebiasaan mencatat.

"Catatan ini bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan evaluasi, baik dalam kegiatan usahatani maupun kelompok. Buku catatan digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan petani selama mengikuti SL maupun kegiatan usaha taninya," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Teknik Jajar Legowo

Para peserta SL juga diperkenalkan dengan cara menanam memanfaatkan teknik jajar legowo. Materi ini disampaikan oleh Immatur Roqi’in, STP selaku pemandu Sekolah Lapang serta PPL di Kecamatan Babat.

"Tanam Jajar Legowo adalah pengelolaan jarak tanam dan pengaturan cara tanam, sehingga diperoleh ruang tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menciptakan lingkungan yang sub optimal bagi organisme penggangu tanaman (OPT) serta memudahkan dalam melakukan perawatan tanaman," jelasnya.

Manfaat dan tujuan sistem tanam jajar legowo antara lain menambah jumlah populasi tanaman padi, mempermudah dalam pemeliharaan tanaman, mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit, serta menghemat penggunaan pupuk.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.