Sukses

Deretan Nama yang Diduga Akan Ambil Alih Kursi Kepemimpinan AHY di Partai Demokrat

Mantan Bendahara Umum Demokrat M Nazaruddin menjadi salah satu nama yang disebut terlibat pendongkelan kursi AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat tengah jadi sorotan. Isu kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai Ketua Umum kini berembus.

Sejumlah nama yang diduga akan menempati posisi AHY saat ini pun secara gamblang dibeberkan ke hapadan publik. Satu nama yang santer dilontarkan adalah mantan bendahara umum Demokrat, M Nazaruddin.

"Yang terlibat Nazaruddin," kata anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarif Hasan saat dikonfirmasi, Selasa (2/2/2021).

Sebelumnya, AHY pun membeberkan beberapa sosok yang akan memaksanya turun dari kursi Ketua Umum Demokrat. Meski tak menyebut nama, putra kedua dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY ) itu secara tersirat mengungkap mereka datang dari internal partai dan di luar partai.

AHY bahkan menyebut, sosok di luar partai yang dimaksudkannya adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan.

"Sedangkan non kader, adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang sekali lagi sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya ke Presiden Joko Widodo," tegas AHY saat jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Senin, 1 Februari kemarin.

Selain M Nazaruddin, berikut sederet tokoh yang namanya diduga terlibat dalam isu kudeta kursi Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Marzuki Alie

Selain mantan bendahara umum Demokrat, M Nazaruddin, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarif Hasan juga menyebut nama Marzuki Alie.

Menanggapi tudingan tersebut, Marzuki Alie menyebut tuduhan Syarif adalah fitnah.

"Kasih tahu Syarif, dia itu manusia nggak ada merasa terima kasih, hanya karena mau mendapat kedudukan dengan melakukan fitnah-fitnah yang keji," kata Marzuki Alie kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (2/2/2021).

Marzuki mengaku sudah mengetahui semua fitnah yang ditujukan padanya oleh Syarif.

"Semua yang dikatakannya dengan SBY tentang saya, saya tahu semua, itu yang membuat SBY merasakan bahwa saya ini yang ambisi untuk mengantikannya," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Max Sopacua

Mantan politisi senior Demokrat Max Sopacua pun angkat bicara usai namanya disebut sebagai salah satu pihak yang terlibat isu kudeta kursi Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY.

Max Sopacua memandang tuduhan Syarif Hasan terhadap isu kudeta kursi AHY tak berdasar.

"Orang saya tidak ngerti apa-apa, saya tegaskan saya tidak tahu apa-apa, saya di rumah aja menghindar Covid, tiba-tiba nama saya disebut, otaknya di mana. Kalau bicara politik obeservasi dulu baru bacot, jangan asal bacot. Di mana saya bertemu Moeldoko," kata Max Sopacua, kepada Liputan6.com, Selasa (2/2/2021).

Dia juga menyebut tuduhan Syarif lebay. Karena sama sekali tidak benar terhadap isu kudeta kursi AHY.

"Syarif itu lebay. Dia tidak tahu kegiatan kita hari-hari apa. Bilang Pak Syarif jangan terlalu menjilat lah, semua disalahkan sama dia," ungkap Max Sopacua.

4 dari 4 halaman

M Nazaruddin

Dalam isu kudeta kursi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono disebutkan salah satu pihaknya mantan kader yang telah diberhentikan tidak hormat karena kasus korupsi, yaitu M Nazaruddin.

Hal ini diungkap anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarif Hasan saat dikonformasi.

Diketahui, M Nazaruddin bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Jawa Barat, pada Minggu, 14 Juni 2020.

Nazar diketahui divonis dalam dua kasus yang berbeda. Tak lama setelah menjabat Bendahara Umum Partai Demokrat pada 2010, setahun kemudian dia dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka, yakni pada 2011.

Selain nama Nazaruddin, Syarif juga menyebutkan nama lain yang diduga pelaku kudeta, yaitu Johny Alen Marbun. 

Adapun Johny Alen Marbun adalah anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat. Pada Pilpres 2019 lalu ia menyatakan dukungan kepada Jokowi-Maruf.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.