Sukses

5 Hal Terkait Bansos Ayam Hidup di Cianjur yang Bikin Geger

Warga penerima bansos berupa program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kemensosdi Kecamatan Pagelaran, Cianjur, Jawa Barat menerima ayam hidup untuk komoditas protein hewani.

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, warga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sempat dibuat geger dengan adanya bantuan sosial (bansos) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial berupa ayam hidup.

Padahal biasanya KPM di wilayah tersebut menerima bansos untuk komoditas protein hewani berupa daging ayam potong atau daging sapi.

Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur Surya, pihaknya baru mendapat laporan terkait komoditas daging ayam potong yang seharusnya diterima KPM diganti dengan ayam hidup.

"Kami baru mendapat laporan terkait hal tersebut, namun selama tidak ada yang keberatan, mungkin bukan masalah. Tapi kami akan tindaklanjuti, terkait 6.000 lebih KPM menerima ayam hidup dari Ewaroeng di Kecamatan Pagelaran," ujar Surya, Senin 25 Januari 2021, dikutip dari Antara.

Sementara itu, salah satu warga yang mendapatkan PKM Gofur, mengaku keberatan dengan ayam hidup sebagai salah satu bentuk komoditas protein hewani.

"Kami juga tidak tahu apa alasannya, namun untuk daging dari e-Waroeng yang kami terima dalam bentuk ayam hidup. Pastinya keberatan karena biasanya tinggal mengolah sekarang harus mengurusi ayam hidup. Bahkan ada yang baru menerima ayamnya sudah mati," kata Gofur.

Berikut deretan hal terkait warga Cianjur yang mendapatkan KPM menerima ayam hidup untuk komoditas protein hewani dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

6.000 Lebih Warga Terima Ayam Hidup

Sekitar 6.000 lebih Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial (bansos) berupa program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial di Kecamatan Pagelaran, Cianjur, Jawa Barat dilaporkan menerima ayam hidup untuk komoditas protein hewani.

Biasanya komoditas protein hewani dalam bentuk daging ayam potong atau daging sapi.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur Surya mengatakan, baru mendapat laporan terkait komoditas daging ayam potong yang seharusnya diterima KPM diganti dengan ayam hidup.

 

3 dari 7 halaman

Tak Sesuai, Akan Diselidiki Dinsos

Sehingga menurut Surya, pihaknya akan segera menindaklanjuti hal komoditas protein hewani berupa ayam hidup karena tidak ada dalam pedoman umum untuk program BPNT.

"Ini baru pertama kali ada komoditi yang diganti dengan ayam hidup bukan daging ayam potong yang diterima KPM. Kami baru mendapat laporan terkait hal tersebut, namun selama tidak ada yang keberatan, mungkin bukan masalah. Tapi kami akan tindaklanjuti, terkait 6.000 lebih KPM menerima ayam hidup dari Ewaroeng di Kecamatan Pagelaran," kata Surya, Senin 25 Januari 2021, dikutip dari Antara.

 

4 dari 7 halaman

Pedoman dari Kemensos

Surya menjelaskan, berdasarkan pedoman umum dari Kemensos RI, setiap KPM menerima bantuan sebesar Rp 200.000 melalui kartu khusus yang nantinya akan ditukarkan dengan sembako di jaringan layanan yang bernama e-Waroeng.

Bantuan tersebut dapat ditukarkan menjadi empat komoditas, beras sebagai sumber karbohidrat, telur, daging sapi, dan daging ayam dan ikan sebagai sumber protein hewani.

Kemudian kacang-kacangan atau tahu tempe sebagai protein nabati dan buah-buahan sebagai sumber vitamin, di mana masing-masing komoditas dipasok oleh e-Waroeng.

 

5 dari 7 halaman

Ada yang Terima Ayam Mati

Sementara ribuan KPM di Kecamatan Pagelaran mempertanyakan komoditi untuk pemenuhan protein hewani kali ini yang mereka dapatkan berbentuk ayam hidup yang sebelumnya dalam bentuk daging ayam potong beku.

Bahkan beberapa orang penerima tidak dapat menikmati bantuan tersebut karena ayam yang diterima mati selang beberapa jam.

"Kami juga tidak tahu apa alasannya, namun untuk daging dari e-Waroeng yang kami terima dalam bentuk ayam hidup. Pastinya keberatan karena biasanya tinggal mengolah sekarang harus mengurusi ayam hidup. Bahkan ada yang baru menerima ayamnya sudah mati," kata Gofur KPM warga Desa Pagelaran.

Sementara Kepala Desa Pagelaran, Rachmat Rusyandi, mengatakan sebagian besar warganya penerima bantuan Kemensos berupa ayam hidup yang sebelumnya mendapat daging ayam potong, bahkan pihaknya belum mendapat jawaban dari pihak terkait mulai dari Ewaroeng dan pendamping TKSK perihal digantinya daging ayam potong dengan ayam hidup

"Sebagian besar KPM mempertanyakan hal tersebut. Mereka lebih memilih daging yang tinggal diolah dibandingkan ayam hidup. Kami lihat di pedoman umum dalam bentuk daging bukan ayam hidup. Kami masih menunggu jawaban dari Ewaroeng dan pemasok," ucap dia.

 

6 dari 7 halaman

Warga Keberatan Terima Ayam Hidup

Ribuan KPM di Kecamatan Pagelaran, Cianjur, Jawa Barat keberatan mengenai mengenai bansos ayam hidup yang diterimanya. Sebab, biasanya bantuan untuk protein hewani dalam bentuk daging ayam potong atau daging sapi beku.

"Kami juga tidak tahu apa alasannya, namun untuk daging dari e-Waroeng yang kami terima dalam bentuk ayam hidup. Pastinya keberatan karena biasanya tinggal mengolah sekarang harus mengurusi ayam hidup. Bahkan ada yang baru menerima ayamnya sudah mati," kata Gofur KPM warga Desa Pagelara, Senin 25 Januari 2021, dikutip Antara.

Kepala Desa Pagelaran, Rachmat Rusyandi mengatakan, sebagian besar warganya penerima bantuan Kemensos berupa ayam hidup yang sebelumnya mendapat daging ayam potong.

Dia mengaku belum mendapat jawaban dari pihak terkait mulai dari E-waroeng dan pendamping TKSK mengenai digantinya daging ayam potong dengan ayam hidup

"Sebagian besar KPM mempertanyakan hal tersebut. Mereka lebih memilih daging yang tinggal diolah dibandingkan ayam hidup. Kami lihat di pedoman umum dalam bentuk daging bukan ayam hidup. Kami masih menunggu jawaban dari Ewaroeng dan pemasok," jelas Gofur.

7 dari 7 halaman

Penyaluran Bansos Corona di Daerah Terkendala Birokrasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.