Sukses

Menko PMK Sebut Banjir di Kalsel Dampak La Lina yang Tak Terprediksi

Muhadjir mengunjungi posko pengungsian banjir Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis 21 Januari 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan dampak dari fenomena alam La Nina. Namun, kata dia, Kalsel sebelumnya diprediksi tak terkena dampak La Nina.

Hal itu disampaikan Muhadjir saat mengunjungi posko pengungsian banjir Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis 21 Januari 2021.

"Seingat saya Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah yang tidak dikira akan menghadapi dampak badai La Nina ini. Tetapi namanya kita boleh meramal, boleh berikhtiar, tapi pada akhirnya Tuhanlah yang maha penentu," ujar Muhadjir dikutip dari siaran persnya, Jumat (22/1/2021).

Menurut dia, fenomena anomali cuaca yang kerap menyebabkan bencana hidrometeorologi lumrah terjadi di Indonesia. Kendati begitu, Muhadjir mengatakan Kalimantan Selatan termasuk wilayah yang tidak diprediksi akan mengalami dampak La Nina.

Muhadjir menuturkan banjir di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa ketahanan lingkungan di wilayah tersebut masih lemah. Pasalnya, apabila ketahanan lingkungan telah kuat, fenomena La Nina tidak akan menyebabkan bencana yang parah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurang lebih 87.765 rumah warga terendam

"Karena itu, warga Kalsel kemudian para penentu kebijakan harus betul-betul melakukan semacam koreksi yang mendasar terhadap masalah penataan lingkungan, termasuk tata guna tanah," jelas Muhadjir.

Sebagai informasi, banjir besar yang menggenangi 11 Kabupaten dan Kota di Kalsel itu merendam kurang lebih 87.765 rumah warga. Ketinggian rendaman air mencapai 2 meter.

Setidaknya, 74.863 warga mengungsi dan korban meninggal sebanyak 21 orang. Sarana prasarana juga banyak yang rusak diakibatkan banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, jalan trans kalimantan putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.