Sukses

Airlangga Hartarto: Selain Vaksinasi, Donor Plasma Konvalesen Dapat Bantu Pasien Covid-19

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui pernah terpapar Covid-19. Namun, dia menolak menjelaskan kapan dirinya terinfeksi virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui pernah terpapar Covid-19. Namun, dia menolak menjelaskan kapan dirinya terinfeksi virus Corona.

Airlangga memang sempat dikabarkan Covid-19 pada November 2020 lalu. Dia juga tak muncul ke publik beberapa minggu. Istana maupun Kementerian Perekonomian tak pernah mengumumkan bahwa Airlangga Hartarto sempat terinveksi Covid-19.

Hingga akhirnya, kabar ini diungkap oleh Menko PMK Muhadjir Effendy yang menyatakan, Airlangga menjadi salah satu pendonor plasma konvalensenya pada Senin, 18 Januari 2021 di kantor Palang Merah Indonesia.

"Plasma konvalesen diberikan oleh donor yang penyitas Covid-19 maksimal 3 bulan setelah sembuh," kata Airlangga, Selasa (19/1/2021).

Airlangga mendorong penyintas COVID-19 bersedia mendonorkan plasma konvalesennya untuk membantu pasien yang masih dalam perawatan.

"Donor plasma menjadi bagian dari 3T, metode ini masuk dalam Treatment. Melalui donor plasma konvalesen penyintas, diharapkan dapat menekan angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia," ujar Airlangga.

Menurut dia, donor plasma konvalesen menjadi upaya lain selain vaksinasi yang sudah bergulir dari pemerintah. Airlangga sendiri mengaku sudah mendonorkan plasma kovalesennya pada pencanangan Gerakan Donor Plasma.

Politikus Partai Golkar ini mengakui pernah terpapar, tetapi sudah dinyatakan sembuh. Keinginannya untuk mendonorkan plasma ini sebagai bentuk ungkapan syukurnya karena bisa bertahan dari paparan Covid-19. 

Ia mengaku, sebelum melakukan donor plasma sudah melakukan persiapan, antara lain menerapkan pola hidup sehat, dan menjalani pemeriksaan dokter. Menurutnya, tanpa status sehat dari dokter, calon pendonor tak bisa menyumbangkan plasma darahnya.

"Ini adalah ungkapan rasa syukur saya, karena termasuk orang-orang yang mampu bertahan dari serangan Covid-19. Dengan mendonorkan plasma konvalesen, saya berharap bisa menolong pasien COVID lainnya untuk segera sembuh," katanya.

Dia menjelaskan, hingga saat ini penyitas Covid-19 terdapat 74.5935. Jika 10 persen ikut mendonorkan maka akan menyelamatkan 70 ribu jiwa. Sementara itu kata Airlangga target PMI 5000 plasma pertahun atau 60 ribu pertahun.

"Sukseskan saja gerakan donor plasma darah sebagai bagian dari bersyukur sekaligus menyelamatkan jiwa. Kapan lagi anda bersyukur dan menyelamatkan jiwa manusia sesama kita?" kata Airlangga Hartarto.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Istana Tidak Tahu

Sementara itu, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengakui bahwa tidak mengetahui kabar Airlangga pernah terpapar Covid-19.

"Kami tidak tahu juga kalau positif dan tidak ada pemberitahuan resmi," kata Heru kepada merdeka.com, Selasa (19/1/2021).

Dia menjelaskan, seharusnya yang mengumumkan terkait kabar terpapar Covid-19 adalah Airlangga sendiri. Tidak hanya Airlangga, Heru juga menjelaskan pihak Kementerian Perekonomian juga sebaiknya menyampaikan kepada publik.

"Harus yang bersangkutan yang menyampaikan nya sendiri bahwa seseorang yang terpapar virus covid harus dari yang bersangkutan dan harus dari kemenko jubir nya yang harus sampaikan ke publik," ungkap Heru.

Sementara itu dihubungi terpisah, Menko PMK Muhadjir Effendy pun tidak mengetahui secara pasti terkait Airlangga yang pernah terpapar Covid-19. Dia meminta agar hal tersebut ditanyakan langsung kepada Airlangga.

"Secara pasti saya tidak tahu, sebaiknya tanyakan langsung kepada beliau," kata Muhadjir.

Reporter: Intan Imbari Prihatin

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.