Sukses

7 Perkembangan Terkini Pencarian Korban dan Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Area pencarian puing dan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diperluas hingga ke Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, dan Pulau Bokor.

Liputan6.com, Jakarta - Operasi pencarian korban dan puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di wilayah perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu sore, 9 Januari 2021 masih terus dilakukan.

Pada hari ketujuh operasi pencarian, Jumat (15/1/2021), sebanyak 4.132 personel gabungan dikerahkan untuk mencari korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak itu.

"Personel ada 4.132 orang. Itulah potensi yang diserahkan ke kami untuk dioperasionalkan melakukan pencarian dan pertolongan pesawat Sriwijaya," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara, Jumat (15/1/2021).

Kemudian, Rasman menyebut, area pencarian puing pesawat dan korban diperluas hingga ke Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, dan Pulau Bokor.

"Kalau kemarin Pulau Lancang dan Pulau Laki akan perluas ke sekitar Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, Pulau Bokor kemungkinan ada yang sekitar pulau itu," kata dia.

Berikut 7 perkembangan terkini operasi pencarian puing-puing dan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Total 12 Jenazah Berhasil Diidentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi enam korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Kamis, 14 Januari 2021.

Dengan penambahan ini, maka total sudah ada 12 jenazah korban pesawat jatuh yang telah teridentifikasi.

"Tim telah melakukan rekonsiliasi dan berhasil mengidentifikasi enam korban," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis, 14 Januari 2021.

Dia membeberkan, enam jenazah korban Sriwijaya Air SJ 182 itu teridentifikasi sebagai Ricko (32), Ihsan Adlan Hakim (33), Supianto (37), Pipit Priyono (23), Mia Tresetyani (23), dan Yohanes Suherdi (37).

Enam jenazah tersebut teridentifikasi dari dua metode yang berbeda. Empat jenazah berhasil dikenali melalui sidik jari, sementara dua lainnya melalui DNA.

"Untuk rekonsiliasi tadi ada yang berasal dari sidik jari dan identifikasi melalui DNA," kata Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes dr Ratna.

Dengan penambahan tersebut, maka total sementara korban pesawat Air Asia SJ 182 yang telah teridentifikasi berjumlah 12 orang.

 

3 dari 8 halaman

Total 155 Kantong Jenazah Diterima Tim DVI

Kemudian Rusdi menyampaikan, Tim DVI gabungan RS Bhayangkara Polri Kramat Jati telah menerima 155 kantong jenazah korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182.

"Kegiatan tim DVI sampai jam 09.00 WIB, kami telah dapatkan kantong jenazah sebanyak 155 kantong jenazah dan masih proses untuk mendapatkan data-data," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/1/2021).

Rusdi menyebut, tim DVI tentunya melakukan proses pencocokan DNA Ante Mortem dan Post Mortem untuk memvalidasi identitas para korban Sriwijaya Air SJ 182.

"Hari ini kegiatan dari tim rekonsiliasi dengan data itu sendiri, dengan banyak gunakan data DNA kami harap ketika gunakan data DNA akan semakin banyak korban-korban teridentifikasi dan akan memberikan kepastian kepada keluarga korban," jelas Rusdi.

 

4 dari 8 halaman

Penyelam Ditambah pada Hari Ke-7 Pencarian

Sebanyak 4.132 personel gabungan dikerahkan untuk mencari korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu sore 9 Januari 2021. Evakuasi pun kini memasuki hari ke-tujuh.

"Personel ada 4.132 orang. Itulah potensi yang diserahkan ke kami untuk dioperasionalkan melakukan pencarian dan pertolongan pesawat Sriwijaya," kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Jakarta Utara, Jumat (15/1/2021).

Rasman tak menampik personel yang diturunkan pada hari ketujuh lebih banyak dibandingkan hari keenam. Salah satu yang ditambah adalah tim penyelam.

"Hari ini kurang lebih 310 orang kemarin 260 orang," ujar dia.

Rasman mengatakan, pihaknya telah membagi tugas tim penyelam. Dia menyebut, pencarian tidak hanya fokus kepada serpihan dan CVR tapi juga korban.

Selain dengan metode penyelaman, Rasman menjelaskan pencarian di atas permukaan tetap dilakukan menggunakan alutsista. Rasman membeberkan alutsista yang dikerahkan dalam evakuasi Sriwijaya Air SJ 182.

"Kapal 62 unit, alutsista berukura kecil 21 unit. Itu seperti, sea rider, jetski. Kemudian pesawat udara jadi 13 unit. Dan Ambulance 37 unit," ucap dia.

 

5 dari 8 halaman

Susuri 3 Pulau

Kemudian, Rasman mengumumkan area pencarian puing pesawat dan korban Sriwijaya Air diperluas hingga ke Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, dan Pulau Bokor.

Tim SAR hingga saat ini masih terus mencari puing dan korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, pada Sabtu sore 9 Januari 2021.

"Kalau kemarin Pulau Lancang dan Pulau Laki akan perluas ke sekitar Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, Pulau Bokor kemungkinan ada yang sekitar pulau itu," kata dia.

 

6 dari 8 halaman

Temukan Pembungkus CVR Kotak Hitam

Sementara itu, Kepala Basarnas Bagus Puruhito menyampaikan saat ini tim SAR gabungan baru mendapatkan cassing atau pembungkus Cockpit Voice Recorder (CVR), bagian dari kotak hitam atau black box Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Sebelumnya, bagian lain dalam kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182, yakni Flight Data Recorder (FDR) telah ditemukan dan berhasil dievakuasi pada 12 Januari 2021. Sementara CVR belum berhasil ditemukan.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Pangarmada Barat yang ada di lokasi. Informasi yang kami dapatkan, baru cassing-nya, bungkus atau body protector dari CVR itu yang ketemu," kata Bagus saat jumpas pers di di JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kepada wartawan, Kamis malam, 14 Januari 2021.

Terpisahnya CVR dan pembungkusnya akan berakibat pada proses pencarian yang semakin lama. Sebab, underwater locator beacon (ULB) selaku alat pendeteksi kotak hitam yang mencari CVR juga telah terlepas dari cassing-nya.

"Masalah yang utama yang kita ketahui bersama detail yang bisa membuat kita ke benda itu sudah lepas dari alat itu. Sehingga kita menggunakan cara yang relatif lebih lama. Karena alur di bawah," ujarnya.

 

7 dari 8 halaman

KNKT Berhasil Unduh FDR Kotak Hitam

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya berhasil mengunduh data Flight Data Recorder (FDR) dari black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Setelah Flight Data Recorder (FDR) ditemukan dan diserahkan ke KNKT sejak 13 Januari 2021, data di dalam FDR berhasil diunduh," kata Soerjanto dalam keterangannya, Jumat (15/1/2021).

Dia menuturkan, ada 330 parameter pada FDR black box Sriwijaya Air SJ 182. Dan semua dalam kondisi baik. Pihaknya pun tengah dipelajari data pada FDR ini.

"Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik. Saat ini sedang kita pelajari," ungkap Soerjanto.

Dia pun menjelaskan, sebelum mengunduh data FDR pada black box Sriwijaya Air SJ 182, ada treatment khusus yang harus dilakukan.

"Kami membersihkan unit memori, dari kotoran dan sisa sisa garam yang menempel karena terendam air laut," jelas Soerjanto.

 

8 dari 8 halaman

Basarnas Perpanjang Operasi Pencarian

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito mengatakan, operasi SAR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu diperpanjang.

Dia menjelaskan, hal ini merupakan masukan dari berbagai pihak. Dan Akhirnya diputuskan SAR Sriwijaya Air SJ 182 diperpanjang selama tiga hari.

"Siang ini diputuskan bahwa operasi SAR gabungan dalam rangka evakuasi Sriwijaya Air SJ 182 saya perpanjang tiga hari sampai dengan hari Senin," ujar Bagus.

Bagus menjelaskan, mengenai SAR Swijaya Air SJ 182 ini akan disampaikan lebih lanjut. Nantinya akan ada evaluasi ke depan.

"Artinya setelah itu kita evaluasi kembali dan kita putuskan selanjutnya," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.