Sukses

Bisnis Surat Palsu Hasil Tes PCR, 3 Mahasiswa Dibekuk Polisi

Salah seorang tersangka berinisial MAS memalsukan surat hasil tes PCR dengan mengatasnamakan PT BF.

Liputan6.com, Jakarta - Syarat wajib melampirkan surat keterangan telah menjalani Polymerase Chain Reaction atau PCR Swab dijadikan peluang oleh tiga orang mahasiswa untuk mendulang rezeki. Tentunya dengan cara-cara lancung.

Salah seorang tersangka berinisial MAS memalsukan surat keterangan bebas Covid-19 dengan mengatasnamakan PT BF. Polisi menyebut, satu surat dihargai Rp 650 ribu.

PT BF merupakan satu dari beberapa perusahaan yang berwenang untuk mengeluarkan surat bebas Covid-19. Atas kejadian, PT membuat laporan ke Polda Metro Jaya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan, pemalsuan surat yang dilakukan oleh tiga orang mahasiwa menyedot perhatian masyarakat salah seorang dokter yang juga influencer Tirta Mandira Hudi atau akrab disapa dr Tirta mengunggah ke akun media sosial.

"Ini juga beredar di media sosial. Akun dari akun saudara dokter Tirta mengunggah tentang adanya 3 orang yang lolos ke Bali dengan menggunakan surat PCR palsu," kata dia di Polda Metro Jaya, Kamis (7/1/2021).

Yusri menerangkan, Subdit V Tipid Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya berhasil mengindetifikasi pelaku yang melakukan pemalsuan surat swab PCR.

"Awalnya kami amankan satu orang tersangka, kemudian merembet menjadi tiga orang," ujar dia.

Yusri menjelaskan, ketiga dibawa ke Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan intensif. Hasil pemeriksaan, jual-beli surat keterangan PCR swab abal-abal dipelopori oleh MAIS.

Awalnya, MAIS bersama ketiga temannya berangkat ke Bali. Saat itu, salah satu syarat adalah memiliki surat keterangan hasil PCR Swab.

Salah seorang MAS yang disebut kepolisian masih perburuan memiliki cara untuk mensiasti syarat. Teman MAS kemudian mengirimkan surat hasil Swab PCR dalam file PDF.

"MAIS dan kedua temannya sekitar tanggal 23 Desember itu akan berangkat ke Bali. Kemudian dia kontak temannya di Bali, dapatlah gambaran dari temannya di Bali. Dia bilang kalau mau berangkat, saya akan kirim surat pdf tinggal kamu ubah nama saja," papar Yusri.

MAIS mengubah-ubah surat sesuai dengan keinginan yang kemudian di print. MAS bersama temannya berhasil mengelabuhi petugas di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.

"MAIS dan kedua temannya dengan leluasa bisa berangkat ke Bali," ucap Yusri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akunnya Dihapus

Salah seorang temannya, EAD menawarkan kepada MAIS untuk menjadikan hal tersebut sebagai ladang bisnis. MAIS tak menolak, dan saat itu EAd mengajak temannya MFA untuk ikut bergabung.

"Dari situlah, kemudian MAIS sesampainya di Bali melalui chat dengan EAD (tersangka kedua) untuk menawarkan bisnis pemalsuan swab PCR ini. Kemudian ditanggapi EAD, EAD ajak lagi temennya MFA," ujar dia.

Yusri menyebut, EAD mempromosikan surat Swab PCR palsu di @erlangs. Begitu juga dengan MFA yang memposting di akun Instagram @handsday.bisnis. Namun, sialnya postingan MFA diketahui oleh influencer Tirta Mandira Hudi atau akrab disapa dr Tirta.

"Ini yang dia sampaikan melalui akunnya. baru satu jam, terbaca oleh dr Tirta. Ini yang kemudian diunggah akun dr Tirta. Isinya adalah yang mau PCR cuma butuh KTP. Gausah swab beneran.1 jam jadi. Ini bisa dipakai seluruh Indonesia tidak di Bali saja dan tanggalnya bisa pilih h-1 h-2 dan 100 persen lolos testimoni," papar Yusri.

Yusri mengatakan, MFA langsung menhapus akun tersebut usai mengetahui postinganya viral di media sosial. Namun, Subdit V Tipid Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya sudah mendeteksi pelaku. Mereka semua adalah mahasiswa, bahkan salah seorang diantaranya yakni MFA tercatat sebagai mahasiswa kedokteran.

"MFA kami amankan di Bandung, EAD di Jakarta dan MAIS diamankan di Bali," ujar dia.

Yusri menerangkan, ada dua orang yang berminat membeli surat swab PCR abal. Mereka pun sudah membayar ke EAD sesuai dengan harga yang disepakati.

"Karena tahu ramai di media sosial, dia langsung melarikan diri dan tidak ambil suratnya," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.