Sukses

Top 3 News: DKI hingga Kalbar Batal Gelar Belajar Tatap Muka, Kenapa?

Meningkat kasusnya Covid-19 di Tanah Air menjadi salah satu pertimbangan untuk menunda pembelajaran tatap muka antara peserta didik dan tenaga pendidik.

Liputan6.com, Jakarta Pembelajaran tatap muka yang sejatinya direncanakan awal tahun 2021, batal dilaksanakan oleh sejumlah daerah. Berita ini menjadi terpopuler pertama di Top 3 News, Sabtu, 2 Januari 2021.

Meningkat kasusnya Covid-19 di Tanah Air menjadi salah satu pertimbangan untuk menunda pembelajaran tatap muka antara peserta didik dan tenaga pendidik. 

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana mengatakan, kebijakan ini diambil demi kesehatan dan keamanan para guru dan siswa. Hal ini juga mengingat jumlah kasus harian Covid-19  di Ibu Kota terus mengalami peningkatan. 

Sementara itu, status Kota Depok yang kini masih berada di zona merah juga menjadi salah satu pertimbangan Dinas Pendidikan setempat.

Berita lainnya yang tak kalah menyita perhatian terkait faktor penyebab seseorang bisa tertular Covid-19 meski telah menerima vaksin.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, salah satu penyebabnya adalah karena faktor individu.

"Makanya kita harus betul-betul jujur mengatakan kondisi kita seperti apa, sehingga kita bukan jatuh pada kondisi orang yang seharusnya tidak menerima vaksin tersebut. Terdapat faktor individu, makanya kita selalu mengantisipasi pascaimunisasi (KIPI)," ujarnya.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Sabtu, 2 Januari 2021:

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. 3 Daerah Ini Putuskan Batal Gelar Belajar Tatap Muka

Memasuki Januari 2021, jumlah pasien positif Covid 19 terus mengalami peningkatan. Dari data yang dihimpun Liputan6.com dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jumat, 1 Januari kemarin, jumlah kasus positif di Indonesia tembus diangka 700 ribu.

Melihat kondisi ini, membuat rencana pemerintah yang akan kembali menerapkan pembelajaran tatap muka secara serentak, urung dibatalkan oleh sejumlah daerah. Meski ada yang tingkat kesiapannya mencapai 98 persen, seperti Kalimantan Barat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta juga tetap memberlakukan kebijakan belajar dari rumah untuk seluruh sekolah pada semester genap tahun ajaran (TA) 2020/2021. Karena melihat pandemi Covid-19 belum berakhir.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana mengatakan, kesehatan dan keamanan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan menjadi prioritas yang utama di masa pandemi ini.

Kendati demikian, Nahdiana menuturkan pihaknya akan terus melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait dalam mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut.

 

Selengkapnya...

 

3 dari 4 halaman

2. Jubir Kemenkes Ungkap Faktor Penyebab Seseorang Tertular Covid-19 Meski Menerima Vaksin

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang bisa tertular COVID-19, meski telah menerima vaksin. Salah satunya adalah faktor individu.

"Hal tersebut bisa juga merupakan, apakah itu kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) atau kemudian kondisi tersebut memang tidak dinyatakan secara jujur oleh penerima vaksin," kata Nadia ketika dihubungi oleh Antara di Jakarta, Sabtu (2/1/2021). 

Kasus tersebut pernah dialami seorang perawat di Amerika Serikat yang dinyatakan positif setelah delapan hari sebelumnya menerima vaksin Pfizer.

Vaksin Pfizer adalah salah satu jenis vaksin COVID-19 yang rencananya akan digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia, bersama dengan beberapa vaksin lain, seperti Sinovac, Novavax, dan AstraZeneca.

Menurut Nadia, yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung pada Kemenkes, memang terdapat potensi KIPI usai vaksinasi. Namun, KIPI biasanya tidak terjadi dalam jumlah yang besar.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Akibat Badai Gusty di Perairan Kepri

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di Kepulauan Riau. Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh Badai Gusty.

BMKG memprakirakan, terjadi gelombang pasang tinggi disertai angin kencang di Perairan Kepri pada Sabtu (2/1/2021) ini.

Forecasater On Duty BMKG Hang Nadim, Fauzan, mengatakan rata-rata kecepatan angin per jam di wilayah itu berkisar 11-17 KT sejak awal Jumat 1 Januari 2021. 

"Apabila terjadi Gusty, maka kecepatan angin tadi bisa mencapai 30 KT atau lebih, dan angin ini lah yang dapat merusak atap, sarana prasaran umum," Kata Fauzan, Batam, Sabtu, 2 Januari kemarin.

BMKG pun meminta masyarakat waspada akan angin kencang akibat Badai Gusty tersebut. Angin kencang ini berpotensi terjadi dalam skala lokal di wilayah Batam, Lingga, dan Bintan.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.