Sukses

9 Desember 2013, Tragedi Bintaro II yang Merenggut 9 Korban Jiwa

Baru berjalan beberapa menit dari Stasiun Pondok Ranji. Tiba-tiba kereta menabrak truk tangki Pertamina di perlintasan palang pintu Pondok Betung atau perlintasan nomor 57A, Bintaro.

Liputan6.com, Jakarta - 9 Desember 2013, tak sedikitpun firasat buruk dirasakan oleh Dinda Irmawati. Seperti biasa dia melakukan aktivitasnya menggunakan kereta Commuter Line dari Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Banten menuju Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Gerbong khusus wanita Commuter Line paling depan menjadi pilihan Dinda saat itu. Meskipun tidak mendapatkan bangku penumpang, dia berdiri sambil memegang gantungan tangan. yang terletak di belakang pintu masinis.

Kereta baru berjalan beberapa menit atau berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Stasiun Pondok Ranji. Tiba-tiba kereta yang ditumpangi Dinda menabrak truk tangki Pertamina di perlintasan palang pintu Pondok Betung atau perlintasan nomor 57A, Bintaro.

Menurut dia, kejadian yang terjadi sekitar pukul 11.15 WIB tersebut berlangsung begitu cepat. Suara ledakan terdengar jelas dan seketika seluruh penumpang panik.

Lokomotif langsung mengeluarkan asap dan langsung disusul dengan kobaran api. Tangis pun pecah, penumpang yang didominasi perempuan itu langsung menjerit dengan posisi yang berjatuhan.

Sebab akibat kecelakaan hebat itu, kereta itu terguling. Kondisi terparah berada pada kereta khusus perempuan yang ditumpangi Dinda. Beberapa dari mereka terinjak-injak karena ingin menyelamatkan diri.

Beberapa menit kemudian, warga di sekitar lokasi kejadian langsung berlarian untuk menolong korban. Warga juga memaksa untuk membuka pintu dan jendela.

"Allahu akbar, Allahu akbar. Saya nginjek orang dan saya dengar yang di bawah sudah teriak minta tolong," kata Dinda.

Dia menjadi salah satu dari puluhan orang yang menjadi korban kecelakaan tersebut. Sebanyak sembilan orang dinyatakan tewas, termasuk masinis dan korban luka-luka sekitar 80 orang.

Saat kejadian, truk Pertamina yang membawa 24 ribu kilo liter bensin itu terseret sekitar 20 meter dari titik kecelakaan. Suara ledakan pun terdengar berkali-kali dan asap hitam tampak membumbung ke udara.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pintu Perlintasan Telat

Salah satu korban tewas yakni masinis KA 1131 Darman Prasetyo. Pria 25 tahun itu tewas terbakar di lokomotif, tempat dia mengabdi selama ini. Jasadnya baru bisa dievakuasi setelah 4 jam dari kejadian. Selain itu, 2 rekan kerja Darman juga tewas.

Sedangkan, sopir dan kernet truk Pertamina, Cosimin dan Mujono, masih beruntung. Keduanya selamat dari maut. Chosimin mengalami luka bakar sekitar 10 persen pada bagian wajah. Sedangkan kernet bernama Mujono terbakar pada bagian wajah mencapai 25 persen.

Hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan, salah satu penyebab kecelakaan yang sering disebut Tragedi Bintaro 2 itu adalah akibat pintu pelintasan telat menutup.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Kusnendi Soehardjo menyatakan, masinis telah berusaha mengerem kereta dua kali untuk menghindari tabrakan.

Selain itu, teknisi kereta juga telah memberitahu penumpang bahwa akan terjadi tabrakan.

"Di depan truk ada dua sepeda motor sehingga tidak bisa maju. Kernet sudah memberitahu sopir, namun sopir mengatakan 'saya harus gimana lagi', maka terjadi kecelakaan," kata Kusnendi.

Sementara itu, pengakuan datang dari sopir truk pengangkut BBM yang menjadi korban dalam tragedi Bintaro II tersebut. Kepada penyidik, sang sopir, Chosimin, mengaku dirinya tak melihat adanya rambu-rambu lalu lintas yang menyala saat ia melintasi rel kereta di kawasan Bintaro tersebut.

Kecelakaan kereta yang terjadi pada tujuh tahun lalu bukanlah kali pertama. Kecelakaan juga pernah terjadi pada 19 Oktober 1987 atau yang disebut Tragedi Bintaro I. Yakni kecelakaan antara KA 225 jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang dengan KA 220 jurusan Tanah Abang-Merak

Untuk kecelakaan yang terjadi pada Senin (9/12/2013) itu melibatkan kereta dengan truk bermuatan bensin berkapasitas 24 ribu liter. Jumlah korban jiwa yang terenggut juga lebih sedikit.

Sedangkan peristiwa pada 1987, jumlah korban jiwa yang melayang sebanyak 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka. Saat itu dua kereta api yang sama-sama sarat penumpang, bertabrakan di antara Stasiun Pondok Ranji dan Pemakaman Tanah Kusir.

 

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini