Sukses

Antusias Sambut Pilkada, IPNU Ajak Pelajar Jangan Golput

Mayoritas warga di 270 daerah Pilkada 2020 sangat antusias menyambut Pilkada dan akan berpartisipasi untuk datang ke TPS saat pemungutan suara tanggal 9 Desember 2020.

Liputan6.com, Jakarta Mayoritas warga di 270 daerah Pilkada 2020 sangat antusias menyambut Pilkada dan akan berpartisipasi untuk datang ke TPS saat pemungutan suara tanggal 9 Desember 2020.

Hal tersebut diperkuat dengan rilis hasil survei lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Minggu (6/12l, yang mengungkapkan ada 83 persen warga antusias terhadap Pilkada 2020.

Merespons itu, Ketua Bidang Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ulul Albab Permata Arsy mengajak seluruh pelajar dan anak muda Indonesia agar jangan Golput dalam Pilkada 9 Desember 2020.

"Momentum Pilkada tahun ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Anti Korupsi. Karena itu, kita mulai dari diri sendiri, dengan ikut menggunakan hak pilih dalam Pilkada untuk memilih pemimpin di daerah yang berkualitas dan berintegritas dengan melihat rekam jejaknya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (7/12).

Lebih lanjut Ulul menambahkan, pihaknya mendorong para pelajar di IPNU yang sudah memiliki hak pilih untuk tidak termakan berita hoaks tentang Pilkada.

"Selama ini banyak yang memprovokasi dan menghasut masyarakat untuk Golput karena Pilkada akan menjadi kluster penyebaran Covid-19. Karena itu, sebagai pengguna atau user terbesar media sosial, kami mendorong generasi muda untuk cerdas dalam memilah informasi di dunia maya," ujarnya.

Ulul berharap hasil survei SMRC menjadi gambaran riil persepsi publik atas pelaksanaan Pilkada 2020 yang sesuai protokol kesehatan ketat.

"Rilis SMRC menggambarkan kondisi masyarakat di 270 daerah bahwasannya mereka tidak termakan hasutan untuk golput," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, menurut rilis survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), sebanyak 83 persen warga di 270 daerah antusias mengikuti Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020 mendatang.

"Warga pada umumnya mengaku antusias mengikut (pilkada). Kalau berdasarkan pengalaman kami, pengakuan itu biasanya jauh lebih tinggi dibanding kenyataannya," ujar Direktur Riset SMRC Denny Irvani, dikutip dari Antara, Senin (7/12/2020).

Survei tersebut digelar pada 18-21 November 2020. Survei dilakukan melalui wawancara telepon terhadap partisipan yang diambil secara acak (random sampling) hingga total berjumlah 1.201 responden dari 270 daerah (wilayah provinsi, kabupaten dan kota) yang menggelar pilkada dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.

Denny mengatakan, warga yang menginginkan pilkada tetap dilaksanakan pada 9 Desember 2020, 64 persen di antaranya meminta penerapan protokol kesehatan secara ketat, agar kepala daerah yang mempunyai mandat dari rakyat dapat segera ditetapkan.

"Mayoritas warga pada 18-21 November 2021 yaitu 64 persen itu menyatakan pemilihan lebih sesuai dengan apabila pilkada tetap dilangsungkan. Sementara yang menyatakan sebaiknya ditunda itu hanya 28 persen," ujar Denny.

Sementara, terkait responden yang ingin menunda pilkada, 38 persen dari mereka beralasan khawatir tertular atau menularkan COVID-19. Sisanya, menyatakan Pilkada Serentak tidak penting dan tidak ada calon yang meyakinkan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.