Sukses

Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Kota Tangerang Terisi 82 Persen

Dinkes Kota Tangerang menyatakan pihaknya mempertimbangkan bakal menambah jumlah kapasitas tempat tidur lagi untuk pasien Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi mengatakan, hingga akhir November 2020 pihaknya sudah menambah jumlah kapasitas tempat tidur pasien Covid-19. Dari awalnya 513, kini telah mencapai 830 tempat tidur.

"Tapi, dari jumlah itu sudah terisi 82 persen atau telah berada di atas ambang batas aman penanganan Covid-19. Karena kapasitas tempat tidur yang terisi di atas 60 persen," ujar Lizsa, Jumat (4/12/2020).

Liza mengatakan, tidak hanya pasien Covid-19 dari Kota Tangerang yang kini dalam perawatan. Namun, ada dari pasien luar Kota Tangerang yang menjalani perawatan.

"Seperti di RSUD Kota Tangerang, dari 80 tempat tidur, sekarang 38 pasien diisi bukan dari warga Kota Tangerang," kata dia.

Liza menambahkan, pihaknya mempertimbangkan bakal menambah jumlah kapasitas tempat tidur lagi. Terlebih, kini Kota Tangerang kembali memasuki zona merah penyebaran Covid-19, termasuk mencari hotel yang aman untuk menampung pasien Covid-19.

"Belum tahu. Tapi, masyarakat kami minta tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Jangan terlena dengan berbagai kelonggaran yang diberikan pemerintah daerah selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," kata Liza.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masuk Zona Merah Lagi, Kota Tangerang Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19?

Masuk lagi ke zona merah, Pemkot Tangerang mengklaim wilayahnya hampir memasuki gelombang ketiga virus Covid-19. Hal tersebut diutarakan Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.

"Kalau kita lihat sih trend sama nih. Ini saya lihatnya almost the third wave, hampir gelombang ketiga (covid-19)," kata Wali Kota di Pusat Pemerintah Kota Tangerang, Kamis (3/12/2020).

Dia juga menyebutkan, bila diurut sejak awal pandemi, gelombang pertama terjadi pada awal tahun yakni di bulan Maret sampai Mei 2020. Kemudian gelombang kedua Covid-19 muncul setelah liburan panjang dan hari raya Lebaran 1441 H.

"Sekarang kasus liburan kemarin, maka pemerintah kan tidak melarang masyarakat untuk beraktivitas. Tapi yang penting penyakit ini adalah penyakit kerumunan, artinya antisipasi segala kerumunan dan laksanakan protokol dengan benar," papar Arief.

Makanya, Arief tak bosan meminta warganya, agar tetap melaksanakan protokol kesehatan, melakukan 3M, bila memang masih berkeinginan berpergian atau berkegiatan di luar ruangan.

"Kalau ada gejala-gejala sedikit, karena sekarang masih ada lonjakan, segera periksakan diri. Terus tingkatkan imun baik olahraga cukup, minum vitamin, dan makanan bergizi," imbau Arief.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.