Sukses

Viral Buku How Democracy Die karena Anies, Firli Bahuri: Saya Baca Why Nation Fail

Firli merinci, ada tiga cara penanganan korupsi. Pertama penyelematan keuangan dan kekayaan negara, kedua menjamin tersampaikannya hak politik dan sosial, dan ketiga menjamin keselamatan bangsa dan warga negaranya.

Liputan6.com, Jakarta Ketua KPK Firli Bahuri menyebut sebuah buku viral, berjudul How Democracy Die. Buku itu mendadak ramai usai dibaca Gubernur DKI Anies Baswedan dan diunggah ke akun media sosialnya. 

"Pak Anies membaca how democracy die, sebelumnya ada bukunya (berjudul) why nation fail. Itu ada bukunya, dan sudah lama saya baca," kata Firli dalam jumpa pers daring bertema serah terima hasil rampasan KPK, Selasa (24/11/2020).

Menurut Firli, banyak negara bisa gagal mewujudkan tujuannya karena banyaknya korupsi. Dia meyakini, korupsi tidak sekadar kejahatan merugikan keuangan negara, atau  sekadar ekonomi, namun sebuah kejahatan yang merasuk seluruh sendi kehidupan.

"Di buku itu dikatakan negara banyak gagal mencapai tujuannya karena korupsi. Semua aspek kehidupan bisa terdampak pada korupsi," jelas Firli. 

Firli merinci, ada tiga cara penanganan korupsi. Pertama penyelematan keuangan dan kekayaan negara, kedua menjamin tersampaikannya hak politik dan sosial, dan ketiga menjamin keselamatan bangsa dan warga negaranya. 

"Jadi ini tiga hal yang harus kita pahami kenapa kita harus melakukan pemberantasan korupsi," Firli menandasi.

Saksikan Video Pillihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Soroti Proses Demokrasi di AS

Berdasarkan keterangan dari situs lifeclub.org, How Democracies Die merupakan karangan dari Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Buku ini menjelaskan seputar kematian sistem demokrasi dunia, mengingat sejumlah permasalahan politik, terutama di kawasan Amerika.

Dalam bukunya, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menjelaskan jika demokrasi ingin tetap sehat dan berfungsi, diperlukan sejumlah kepatuhan pada aturan tertentu serta kode etik pro-demokrasi.

"Dengan melihat studi kasus dari demokrasi yang jatuh di Venezuela dan Peru, penulis mengklaim bahwa sikap yang dipromosikan oleh pemerintahan Trump telah menyebabkan munculnya kediktatoran," tulis lifeclub.org.

Levitsky dan Ziblatt menjelaskan bagaimana demokrasi di AS telah lama bermasalah. Terutama dalam hal hak pemilih. Penulis juga memberikan harapan kepada pembaca agar AS dapat mengatasi badai tersebut.

"Dalam ringkasan How Democracies Die oleh Steven Levitsky, Daniel Ziblatt, Anda juga akan menemukan bagaimana sistem dua partai di AS berfungsi sebagai penjaga gerbang yang kuat di masa lalu. Mengapa para pemimpin Republik perlu melangkah dan membersihkan rumah seperti yang dilakukan Swedia pada tahun 1930-an; dan bagaimana Partai Republik berubah dari partai Lincoln menjadi partai Trump," tulis Lifeclub.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.