Sukses


Bonus Demografi, Syarief Hasan Optimis Indonesia Jadi Negara Lebih Maju di Tahun 2045

Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan sangat optimis saat bonus demografi terjadi, Indonesia di tahun 2045 akan lebih maju dan mampu bersaing dengan negara maju lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA mengatakan bangsa Indonesia harus optimis menghadapi usia ulang tahun ke seratus kemerdekaan pada 2045. Karena pada tahun itu, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Hanya 30 persen saja yang tidak produktif. 

Menurut Syarif Hasan, kondisi berbeda dengan kebanyakan negara-negara lain yang memiliki penduduk tidak produktif lebih banyak dibanding penduduk berusia produktif. Sehingga potensi Indonesia untuk menyusul bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju terbuka lebar. Tinggal bagaimana para pemuda pandai-pandai memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. 

"Melihat semangat dan kerja keras yang ditunjukkan teman-teman HIPMI, saya sangat optimis pada saat bonus demografi terjadi, kita akan mampu bersaing untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Terus belajar dan berjuang, jangan mudah putus asa, sebar serta tularkan virus semangat kerja kerasmu kepada pemuda-pemuda Indonesia lainnya," kata Syarief Hasan.

Optimisme itu diungkapkan Sjarifuddin Hasan saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR dihadapan anggota HIPMI Kota Bogor. Acara tersebut berlangsung di Rumah Makan Bumi Aki, jalan raya Padjajaran No. 51, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor,  Rabu (18/11/2020). Ikut hadir pada acara tersebut Ketua HIPMI Kota Bogor A. Zulfikar Priyatna.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesehatan dan Ekonomi Harus Tetap Berjalan

Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang belum berkesudahan, Syarief Hasan mengajak para pengusaha, senantiasa meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.  Jangan membiarkan diri sendiri dan orang-orang sekitar terpapar Covid-19. Atau membiarkan ekonomi makin lesu karena berkonsentrasi menjaga kesehatan, sehingga melupakan dunia usaha.

"Yang ideal, tetap berkegiatan ekonomi, tapi mengetatkan protokol kesehatan. Kalau hari biasa level menjaga kesehatannya tujuh, maka pada kondisi Covid -19, ini levelnya harus dinaikkan jadi 10. Jadi, tidak perlu mendikotomikan kesehatan atau ekonomi, karena keduanya harus tetap dilaksanakan dengan penyesuaian protokol kesehatan," kata Syarief Hasan lagi. 

Sampai vaksin Covid-19 ditemukan dan disuntikkan kepada seluruh masyarakat, Syarief Hasan mengajak disiplin kesehatan harus tetap menjadi prioritas. Meskipun, tingkat penularan dan kematian akibat Corona semakin berkurang.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.