Sukses

Merawat Ingatan Merayakan Peradaban Melalui Aksilarasi Labuan Bajo 2020

AKSILARASI juga merupakan program pendampingan penciptaan produk kreatif di destinasi super prioritas yang menghubungkan pusat dengan daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Amanah Presiden Republik Indonesia pada awal pembentukan Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif yakni agar ekonomi kreatif dapat dirasakan oleh masyarakat di daerah. Pengembangan ekonomi kreatif tidaklah hanya berorientasi kepada para pelaku yang berada di wilayah perkotaan atau urban, melainkan juga pedesaan atau rural.

Merespons hal tersebut Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif melalui Direktorat Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan dan Penerbitan menggagas program AKSILARASI. AKSILARASI sebagai akronim dari Aksi, Selaras dan Sinergi merupakan sebuah program pendampingan yang mementingkan keterhubungan pemerintah pusat dan daerah.

Kerjasama antara pelaku kreatif berbasis urban, digital dan akademik dengan pelaku kreatif di wilayah destinasi yang berbasis tradisi, rural dan komunal.

AKSILARASI juga merupakan program pendampingan penciptaan produk kreatif di destinasi super prioritas yang menghubungkan pusat dengan daerah, pemerintah dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk bersama-sama menciptakan ekonomi kreatif berkelanjutan.

Secara umum, program AKSILARASI dilaksanakan di beberapa lokus destinasi priorita dan destinasi super prioritas seperti Labuan Bajo (Manggarai Barat), Mandalika (Lombok), Danau Toba (Sumatera Sumatera Utara), dan Likupang (Sulawesi Utara).

Labuan Bajo sendiri dipilih menjadi lokus kegiatan AKSILARASI karena Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas oleh pemerintah pusat.

Demikian pula Labuan Bajo memiliki keunggulan menjadi pintu gerbang menuju kawasan Taman Nasional Komodo yang memiliki dua status level dunia, yaitu sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan Man Biosphere Reserve (Cagar Biosfer).

Selain itu, Labuan Bajo ‘Labuhan Bangsa-Bangsa’ di Manggarai Barat ini memiliki keragaman budaya, kekayaan seni tradisi, dan komunitas kreatif yang mendukung pelestarian baik alam maupun budaya.

Tahapan program inkubasi karya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 20 November 2020. Kegiatan AKSILARASI diakhiri dengan kegiatan Uji Publik AKSILARASI pada 19 November 2020 sebagai bentuk perayaan kerja-kerja kreatif seniman, artisan, penggiat literasi. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment).

Program yang digagas oleh Direktorat Musik Seni Pertunjukan dan Penerbitan ini juga didukung oleh Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores Kemenparekraf/Baparekraf mengambil tema besar "Merawat Ingatan Merayakan Peradaban" merupakan semangat pemangku kepentingan tim kreatif dan peserta program AKSILARASI di Labuan Bajo.

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Hilman menegaskan bahwa dengan pendampingan pada empat subsektor ekraf akan mendukung terciptanya tata kelola usaha kreatif yang mumpuni dan terinstitusi di kawasan DP/DSP, baik formal maupun informal, dari hulu hingga hilir.

"Yang terpenting adalah terciptanya produk kreatif khas kawasan DP/DSP yang berdaya saing, serta menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat setempat, dan berkelanjutan. Dengan demikian infrastruktur yang sedang dibangun pemerintah dapat menjadi ruang presentasi bagi produk kreatif unggulan," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dimulai Sejak September 2020

Progam AKSILARASI di Labuan Bajo melibatkan 195 peserta yang berasal mayoritas warga Labuan Bajo, komunitas yang tinggal di Kabupaten Manggarai Barat dan juga beberapa seniman/artisan yang berasal dari wilayah kabupaten lain di Flores.

Direktur Musik Seni Pertunjukan dan Penerbitan, Mohammad Amin menyatakan bahwa kegiatan pendampingan program AKSILARASI sudah dimulai sejak bulan September 2020.

"Pendampingan dilakukan dalam bentuk daring dan luring. Inkubasi dilakukan mulai tanggal 3 sampai 16 November untuk menghasilkan 16 produk unggulan yang akan terus disempurnakan pada masa lima tahun program pendampingan ini. Pada 19 November kita akan adakan uji publik secara daring agar karya-karya tersebut dapat dinikmati sekaligus kami mengundang penangap karya untuk memberikan masukan konstruktif terhadap produk yang dihasilkan," ujar Amin.

Sementara itu, Direktur Utama BOP LBF, Shana Fatina menyatakan bahwa dirinya dan jajarannya mendukung penuh kegiatan AKSILARASI.

"Komunitas kreatif di Labuan Bajo akan berperan penting untuk pertumbuhan kota dan mendukung terwujudnya produk pariwisata berkualitas di Labuan Bajo dan Flores yang memiliki alam dan budaya berkualitas premium. Ke depan pemerintah hadir untuk menjaga ekosistem ini tumbuh," ujar Shana Fatina.

Lebih lanjut ia menegaskan, berjejaring dan berkolaborasi itu penting bagi sebuah komunitas kreatif khususnya di Labuan Bajo Flores yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai destinasi pariwisata super priotitas.

"Keberagaman dan kebudayaan itu adalah esensi dari wisata premium. Kita akan mengemas para pelaku industri kreatif ini hingga lima tahun ke depan, kita akan dampingi sehingga menghasilkan produk kreatif baru, yang nantinya akan menjadi ikon identitas dari Labuan Bajo Flores," pungkas Shana.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.