Sukses

Menkes Sebut Simulasi Pemberian Vaksin Covid-19 agar Masyarakat Tidak Takut

Pemerintah mesti menghitung berbagai faktor seperti waktu, frekuensi penyuntikan, jumlah tenaga medis, hingga ketersediaan tempat.

Liputan6.com, Jakarta - Kota Bogor akan menjadi salah satu kota prioritas vaksinasi Covid-19. Kota Bogor rencananya akan menerima sekitar 660.000-an paket vaksin Covid-19 yang diimpor oleh pemerintah pusat sebagai vaksinasi tahap 1.

Sejumlah persiapan pun dilakukan, salah satunya melakukan simulasi pemberian vaksin kepada calon penerima. Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor, satu dari empat fasilitas kesehatan di Indonesia menjadi rujukan pemberian vaksin tahap pertama.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, simulasi yang dilaksanakan di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor bertujuan menghitung berbagai hal yang diperlukan terkait vaksinasi.

Pemerintah mesti menghitung berbagai faktor seperti waktu, frekuensi penyuntikan, jumlah tenaga medis, hingga ketersediaan tempat dalam menjalankan program vaksinasi kelak.

"Kita lakukan latihan terus dan koordinasi dengan semua elemen baik dari wakil rakyat, pemerintah daerah dan juga dengan WHO," terang Terawan usai mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor, Rabu (18/11/2020).

Selain itu, simulasi pemberian vaksin dilakukan supaya masyarakat tidak takut, memahami tata cara pada saat pelaksanaan vaksinasi nantinya.

"Saat ini dilakukan simulasi agar terbuka, masyarakat tahu disuntik seperti ini, diperiksa seperti ini dan dikontrol seperti ini. Sehingga masyarakat menjadi jelas apa yang mesti dilakukan," terangnya.

Saat disinggung kapan vaksin Covid-19 impor tiba di Indonesia, Terawan mengaku belum bisa memastikannya. Menurutnya hingga saat ini belum ada negara yang berhasil menemukan vaksin Covid-19. Seluruhnya masih menempuh uji klinis tahap tiga, termasuk vaksin merah putih.

Ia juga belum bisa menyampaikan merek vaksin yang akan digunakan. Yang jelas pemerintah akan melakukan pengadaan vaksin sesuai list dari WHO.

"Kita akan membeli yang sudah ada di list WHO dan kita juga meminta masukan kepada WHO, apa yang rasional. Itu kan dinamikanya luar biasa," kata dia.

Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, dari hasil simulasi, setiap penerima vaksin akan melalui sejumlah tahapan yang paling cepat menyita 45 menit per orang. Waktu ini di luar waktu mengantre.

"Urutannya tadi, dari mulai cuci tangan, lalu mengecek surat-suratan. Kemudian ada pemeriksaan kesehatan, dilakukan penyuntikan," ujarnya.

Tidak berhenti di sana, setelah disuntik vaksin, penerima vaksin diminta untuk menunggu kurang lebih 30 menit.

"Ada protokol 30 menit setelah disuntik apakah ada reaksi langsung," kata politisi PAN itu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prioritas Pemberian Vaksin

Pelaksanaan vaksinasi di Kota Bogor dilakukan bertahap dan mendahulukan kelompok prioritas dengan pertimbangan risiko kesehatan lebih tinggi.

Tahap pertama, sebanyak 660 ribu vaksin dengan sasaran penerima diprioritaskan tenaga kesehatan, TNI/Polri, tenaga pendidik, petugas laboratorium, petugas pemulasaraan jenazah terinfeksi Covid-19, sopir ambulans, penggali kubur dan petugas-petugas yang berada di garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Kota Bogor.

"Sasarannya orang yang berusia 18-59 tahun dengan estimasi 60 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Kota Bogor. Yang tidak boleh di antaranya ibu hamil, yang memiliki komorbid," kata Bima.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.