Sukses

Penataan Kawasan Stasiun Terpadu di DKI Jakarta Pecah Kerumunan di Masa Pandemi

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) untuk mengelola stasiun terpadu.

Liputan6.com, Jakarta - Meminimalisasi kerumunan di tempat umum menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta di tengah pandemi Covid-19. Tempat-tempat yang berpotensi terjadi kerumunan dilakukan sejumlah pembatasan, termasuk memaksimalkan fasilitas lewat sejumlah pembenahan, seperti di spot-spot transportasi massal semisal stasiun kereta api.

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) untuk mengelola stasiun terpadu.

Perusahaan patungan antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT MRT Jakarta (Perseroda) dengan BUMN PT KAI (Persero) ini telah menyelesaikan penataan stasiun tahap pertama.Penataan tahap pertama dimulai sejak penandatanganan perjanjian kerja sama pada 10 Januari 2020. Ada empat stasiun yang ditata, yaitu Tanah Abang, Sudirman, Pasar Senen, dan Juanda.

Penataan tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada para pengguna kereta api saat akan menuju dan tiba di stasiun.

Setelah rampung dan diresmikan pada masa pandemi, kerumunan dapat diminimalisasi. Karena penataan akses menuju stasiun menjadi lebih teratur dan integrasi antarmoda transportasi menjadi lebih baik.

Penumpang tak perlu waktu lama untuk transit di stasiun serta menunggu transportasi selanjutnya ke tempat tujuan.

Penataan ini membuat kawasan stasiun jauh lebih tertib dibandingkan sebelumnya, selain memudahkan untuk menjangkau moda transportasi lanjutan lainnya seperti MRT Jakarta, Transjakarta, hingga angkutan lain seperti bajaj, ojek online dan pangkalan, serta angkutan perkotaan.

Salah seorang warga Bogor, Ade (27 ), yang sehari-hari bekerja di kawasan sekitar Stasiun Tanah Abang merasa dimudahkan dengan program penataan stasiun tersebut, saat dimintai keterangan pada Jumat (13/11/20).

Ketika diresmikan pertama kali, ia mengaku kaget sekaligus kagum melihat sejumlah perubahan fasilitas yang begitu lengkap dan tertata rapi.

“Waktu pertama kali lihat saat itu, senang banget. Jalur pejalan kaki, jalur angkot, tempat nunggu ojek ojol, taman, dan tempat berjualan, semua tertata rapi. Jadi gampang mau ke mana-mana. Sebelumnya kan semrawut banget,” ujarnya.

Ade merasa sangat senang dengan penataan stasiun pada masa pandemi ini, karena tak perlu berdesak-desakan dengan penumpang kereta lainnya yang turun di stasiun sama dengannya.

Ia mengaku paranoid selama pandemi ini, sehingga sebisa mungkin mengurangi kontak dengan orang lain, terutama di transportasi umum, walaupun telah menerapkan protokol kesehatan.

"Waktu awal PSBB kerumunan jarang, tapi ke PSBB Transisi mulai ramai. Gak seperti kondisi normal yang berjubel, sekarang antarpenumpang ada jarak. Angkot dan transportasi lain juga jarang yang ngetem bikin kesal. Sekarang mereka langsung jalan, setelah dapat penumpang yang cukup. Jadi gak sampai nunggu penuh banget isinya baru jalan, yang bikin jalanan macet," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo menyampaikan, inti dari penataan kawasan stasiun terpadu ini yakni mewujudkan integrasi secara penuh untuk pergerakan orang dan kendaraan, baik yang akan menuju stasiun maupun dari stasiun menuju angkutan lainnya.

"Diharapkan dengan adanya penataan ini, tidak terjadi kemacetan lalu lintas pada jalan arteri maupun lokal di stasiun, karena adanya integrasi antarmoda yang baik," ujarnya.

Ia menambahkan, melalui penataan ini, penumpang yang akan menuju ke angkutan lanjutan dibuat senyaman mungkin dengan memperhatikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan, sesuai dengan prinsip transportasi.

"Melalui penataan di stasiun-stasiun ini, prinsip itu yang dipenuhi, dari sisi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. Tidak lagi menggunakan badan jalan, sehingga tidak terkesan kumuh," terangnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan penataan lima stasiun lagi, untuk terintegrasi dengan moda transportasi umum lainnya, yakni Manggarai, Tebet, Gondangdia, Palmerah, dan Kota, dengan target penyelesaian selama tiga bulan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.