Sukses

Mendikbud Nadiem Makarim Cek Pembangunan Sekolah Pasca-Gempa Palu 2018

Rumah warga dan sejumlah fasilitas umum hancur usai gempa Palu 2018 silam. Salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Palu.

Liputan6.com, Jakarta - Pukul 17.02 WIB, Jumat, 28 September 2018 silam, gempa magnitudo 7,4 mengguncang Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Gempa ini disusul dengan hantaman tsunami yang memporakporandakan kota tersebut.

Rumah warga dan sejumlah fasilitas umum hancur. Salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8 Palu.

Lebih dari 2 tahun kemudian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, berkunjung ke Palu. Dia ingin memastikan pemulihan sekolah pasca-gempa 2018 lalu berjalan lancar.

Sekolah pertama yang dikunjungi adalah SMKN 8 Palu yang terdampak gempa cukup parah. 

Mendikbud berharap pembangunan sekolah usai gempa Palu oleh pemerintah bersama United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, berjalan dengan baik. 

"Semoga sisa pembangunan oleh UNDP sukses. Tolong beritahukan saya, kalau ada apa-apa lagi yang bisa dilakukan Kemendikbud," ujar Nadiem di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 8, Kota Palu, pada Rabu (4/11/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kelas Darurat

Nadiem mengatakan kerja keras pemerintah pusat dalam mewujudkan pendidikan yang baik tidak dapat berjalan tanpa gotong royong dari ujung tombak pendidikan yaitu pemerintah daerah, kepala sekolah, dan para guru. 

"Kementerian tidak punya kemampuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kalau guru-guru dan kepala sekolahnya tidak bergerak duluan. Asal mengikuti prinsip dasar merdeka belajar di mana kepala sekolah diberikan kemerdekaan dan guru-gurunya juga diberikan kemerdekaan untuk memerdekakan murid-muridnya," ujar Nadiem.

Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMKN 8 Kota Palu Tardi menuturkan, pascagempa 2018, sekolahnya tetap melaksanakan belajar mengajar di kelas darurat yang dibangun oleh Kemendikbud. Ada enam kelas yang dibangun Kemendikbud. Juga ada 3 kelas lainnya bantuan dari pihak swasta. 

"Meskipun dengan kelas darurat, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik melalui dua metode yaitu secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring)," tutur Tardi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.