Sukses

KPAI Minta Sekolah Larang Anak Ikut Demonstrasi

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar pihak sekolah melarang anak didiknya untuk terjun dalam aksi demonstrasi.

Liputan6.com, Jakarta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar pihak sekolah melarang anak didiknya untuk terjun dalam aksi demonstrasi. Selain sekolah, orangtua juga diminta lebih memperhatikan anakanak mereka agar tidak ikut demonstrasi. 

"Meminta orangtua, sekolah, masyarakat untuk memastikan anak tidak ikut demo dalam situasi yang memiliki risiko tinggi terhadap keamanan dan keselamatan anak," kata Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra dalam keterangan tulis, Kamis (15/10/2020).

Jasra juga meminta para petugas pengamanan demo untuk melakukan upaya-upaya persuasif kepada anak agar tak terlibat dalam aksi unjuk rasa.

"Melakukan sosialisasi agar kendaraan yang melintas tidak memberikan tumpangan kepada anak yang akan menuju ke area unjuk rasa," katanya.

Di samping, dia juga mendorong pemerintah maupun pemerintah daerah untuk melakukan inovasi program pencegahan agar anak-anak tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang berpotensi berada dalam situasi yang tidak aman. Menurutnya, jalanan bukanlah tempat yang baik bagi anak. 

Apalagi situasi Covid-19 yang masih belum usai menempatkan anak dalam potensi terpapar dan atau menularkan kepada anggota keluarga lainya. 

"Maka hak kesehatan dan hak hidup anak menjadi pertimbangan utama bagi semua pihak dalam melakukan pencegahan agar risiko bencana non alam ini dapat dilakukan," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Pelajar Ikut Demonstrasi

Diberitakan sebelumnya, KPAI menyesalkan pelibatan anak dalam aksi unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja. Kali ini, anak-anak ditemukan ikut dalam aksi penolakan UU Cipta Kerja yang digelar Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212, Selasa (13/10/2020).

Jasra Putra mengungkapkan dia memantau langsung keterlibatan anak-anak dalam aksi. Dalam kesempatan itu, Jasra mengaku mendapati anak yang tengah memegang selembar uang dengan nominal Rp 5 ribu.

"Jadi saya melakukan pengawasan, saya enggak ikut demonya. Kebetulan ada anak memegang duit lima ribuan bersih, baru. Saya candain 'wah duitnya bagus banget ini,' dia lagi beli es. Dia spontan bilang, 'iya ini abis diberi abang-abang lima ribuan'," jelas Jasra Putra kepada Liputan6.com, Rabu (14/10/2020).

Jasra menuturkan, lantaran anak-anak merasa curiga dengan dirinya, mereka pun langsung segera pergi. Alhasil dirinya tak bisa lebih jauh mendalami soal uang tersebut.

"Saya enggak mendalami abang-abang yang mana. Setelah mereka pesan es teh, lalu mereka menjauh dari saya," kata dia.

Jasra tak tahu pasti apakah anak-anak tersebut datang memang dimobilisasi oleh pihak tertentu, ataukah hanya inisiatif pribadi lantaran ingin bermain-main.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.