Sukses

4 Relawan Muhammadiyah Diduga Dianiya Polisi yang Sisir Perusuh

Relawan Muhammadiyah yang bertugas diminta untuk tidak terprovokasi dan mempercayakan penanganan pada pimpinan.

Liputan6.com, Jakarta - Empat relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) diduga dianiaya oleh polisi usai demo tolak RUU Cipta Kerja. Mereka pun harus menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Cempaka Putih karena penganiayaan tersebut.

Peristiwa ini terjadi pada 13, Oktober 2020 kemarin ketika empat relawan tengah bersiaga di depan Apartemen Fresher Menteng yang bersebelahan dengan Kantor PP Muhammadiyah di Menteng Raya No 62.

“Mereka memantau situasi dan bersiap bila ada jatuh korban yang harus dievakuasi dan dibantu Tim Kesehatan Muhammadiyah,” kata Ketua MDMC Budi Setiawan dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10/2020).

Budi menerangkan, tiba-tiba datang rombongan polisi dari arah Hotel Treva (Cikini). Mereka menyerang relawan dan beberapa warga yang ada di halaman Apartemen Fresher Menteng.

"Empat orang relawan MDMC yang bertugas dengan seragam bertuliskan “Relawan Muhammadiyah” ditabrak dahulu dengan sepeda motor oleh polisi, kemudian dipukul setelah terjatuh diseret ke mobil sambil dipukul dengan tongkat," ujar dia.

Saat ini, keempat relawan dari MDMC yang berasal dari MDMC Bekasi dirawat di RSU Cempaka Putih.

Terkait hal itu, Budi meminta kepolisian dalam hal ini Polda Metro Jaya memberikan penjelasan terkait dugaan penganiayaan relawan Muhammadiyah tersebut. Budi juga berharap kejadian serupa tak lagi terulang.

“Meminta kepada aparat kepolisian untuk tetap profesional dan melindungi relawan kemanusian yang bertugas di lapangan,” ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Relawan Tak Terprovokasi

Budi meminta relawan Muhammadiyah yang bertugas untuk tidak terprovokasi dan mempercayakan penanganan pada pimpinan.

“Meminta semua pihak untuk tidak memperkeruh keadaan, menghindari terjadinya kekerasan,” ujar dia.

Tidak ada kaitannya dengan Video Ambulance yang viral.

Budi menyatakan, kejadian ini tak ada kaitanya dengan video ambulance yang viral di media sosial. “Bukan, kami tidak mengeluarkan ambulance dalam kegiatan kemarin. Dan Ambulance yang viral bukan dari Muhammadiyah,” ujar dia.

“Jadi antara ambulans yang viral dengan kejadian ini berbeda. Kalau yang soal ambulans kami sama sekali tidak tahu karena itu bukan dari Muhammadiyah,” tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.