Sukses

Gatot Nurmantyo Dukung Buruh Mogok Kerja, Pengamat: Cari Panggung

Alfarisi menduga sejumlah buruh dan tokoh yang ada di KAMI hanya dimanfaatkan Gatot untuk menaikkan popularitas demi persiapan Pilpres 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies (IPS) Alfarisi Thalib menyatakan, dukungan terhadap aksi mogok buruh memprotes RUU Cipta Kerja oleh Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang juga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai bentuk mencari perhatian publik dan mencari panggung. 

"Gatot Nurmantyo telah kehilangan panggung untuk sekian waktu setelah tidak lagi menjadi Panglima TNI," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/10/2020).

Alfarisi menduga sejumlah buruh dan tokoh yang ada di KAMI hanya dimanfaatkan Gatot untuk menaikkan popularitas demi persiapan Pilpres 2024.

Alfarisi melihat ada sejumlah isu yang dimainkan seperti isu-isu Omnibus Law RUU Cipta Kerja dan isu-isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Isu UU Cipta Kerja sebagai strategi untuk menarik perhatian. Anggapan UU Cipta Kerja akan membuat Indonesia kehilangan kedaulatan bangsa adalah mengada-ada," ujarnya.

Menurutnya, pernyataan Gatot Nurmantyo tersebut riskan bagi stabilitas sosial politik dalam negeri. Sebab, itu dijadikan alat legitimasi pemogokan buruh.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saatnya Gotong Royong

Alfarisi menambahkan, sebagai mantan Panglima TNI, Gatot harusnya menyampaikan optimisme, menyampaikan narasi yang membuat bangsa ini bersatu melawan Covid-19, memberikan gagasan dan strategi agar UMKM tetap bisa bangkit di tengah wabah yang melanda.

"Harusnya semua komponen tanpa melihat latar partai politik, pilihan politik, ideologi politik, kelompok agama dan kebudayaan, bersatu dan bergotong royong agar  bisa keluar dari bencana,"ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.