Sukses

Alwi Shahab Meninggal, JJ Rizal: Kita Kehilangan Tukang Cerita Terbaik Kota Jakarta

Dalam menuturkan sejarah Jakarta, kata JJ Rizal, Abah Awi menceritakannya dengan sangat apik.

Liputan6.com, Jakarta - Sejarawan Betawi Alwi Shahab meninggal dunia pada hari ini, Kamis (17/9/2020). Wartawan senior itu mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 03.00 WIB.

Kepergian Abah Awi-- panggilan Alwi Shahab-- menyisakan duka yang mendalam. Sejarawan JJ Rizal mengungkapkan kehilangan sosok Alwi Shahab yang dinilainya seorang yang terbaik saat bercerita tentang Kota Jakarta.

"Sedih deh kita kehilangan tukang cerita terbaik kota Jakarta. Terbaik karena ia dapat menyajikan kisah kampung-kampung di Jakarta dengan manusianya, sehingga mampu menuturkan sejarah kota dari suara orang kecil terutama kaum Betawinya yang meskipun adalah mukimin awal tetapi sedemikian rupa dalam periode yang panjang centang perenang jadi korban ketidakadilan pembangunan dari masa kolonial dulu sampai hari ini," kata JJ Rizal saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (17/9/2020).

Menurut dia, Alwi Shahabmerupakan sosok sejarawan yang hidup lebih dari tiga zaman. Dalam menuturkan sejarah Jakarta, kata JJ Rizal, Abah Awi menceritakannya dengan sangat apik.

"Ia menceritakan sebagai orang dalam dengan sumber juga sejarah lisan yang dikumpulkannya melalui kepiawaiannya sebagai jurnalis senior yang hidup lebih dari tiga zaman. Ia adalah pelaku sekaligus saksi sejarah kota. Sebab itu setiap ceritanya ditunggu-tunggu sebab bukan sekadar gimnastik bahasa belaka, pamer referensi akademik, tetapi proses pengalaman yang dikucurkan dengan keberpihakan kepada bagaimana kota Jakarta itu seharusnya bukan hanya jadi mimpi kaum arsitokrasi uang dan politik yang cenderung deskriminatif, tetapi menjadi kota kita bersama," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alwi Shahab Meninggal

Dikabarkan sebelumnya Alwi Shahab meninggal dunia pada hari Kamis (17/9/2020) pukul 03.00 WIB.

"Inna lillahi wa inna ilahi rojiuun. Telah berpulang ke rahmatullah Alwi Shahab, sejarawan Betawi, wartawan harian Republika. Meninggal Kamis, 17 September 2020 jam 03.00 WIB," demikian informasi yang diterima Liputan6.com, Kamis (17/9/2020).

Rumah duka berada di Kompleks Balekambang Asri no 14, Gang Haji Sarbii, Jalan Mungggang, Condet, Jakarta Timur.

Alwi Shahab lahir di Jakarta, 31 Agustus 1936. Ia adalah seorang wartawan yang telah menjalani profesinya selama lebih dari 40 tahun. Kariernya dimulai tahun 1960 sebagai wartawan, kantor berita Arabian Press Board di Jakarta.

Sejak Agustus 1963 ia bekerja di Kantor Berita Antara. Berbagai jenis liputan digelutinya saat di Antara, mulai dari reporter kota, kepolisian parlemen, sampai bidang ekonomi. Selama sembilan tahun (1969-1978), anak Betawi kelahiran Kwitang, Jakarta Pusat ini, menjadi wartawan Istana.

Sepanjang bertugas sebagai wartawan, Alwi Shahab kerap melakukan liputan di luar negeri. Di antaranya, tahun 1983 ia mengunjungi perbatasan Malaysia-Thailand untuk meliput operasi penumpasan gerakan Komunis oleh tentara Malaysia.

Pensiun dari Antara tahun 1993, ia bergabung dengan HU Republika. Koran yang usianya relatif muda ini, tanpa kesulitan Abah Alwi — begitu ia biasa dipangil oleh rekan-rekan yuniornya — langsung beradaptasi dengan lingkungan baru yang dihuni oleh orang-orang muda.

Dengan komitmennya yang tinggi terhadap kewartawanan Abah Alwi langsung menjadi contoh bagi rekan yuniornya, bagaimana seseorang bisa menjadi wartawan sejati, walau telah memasuki usia senja. Ia tak kalah produktif dibandingkan dengan rekan yuniornya.

Sejak di Republika, ia mulai menulis artikel-artikel tentang sejarah kota Jakarta, baik dalam bentuk tulisan lepas, di rubrik kebudayaan, maupun di rubrlik Sketsa Jakarta dan Nostalgia.

Walau telah lebih enam tahun menulis, ia seolah-olah tidak kehabisan bahan untuk mengangkat permasalahan kota Jakarta, terutama kisah-kisah tempo doeloenya. Untuk objektivitas penulisan, ia bukan saja mendatangi nara sumber, menelaah berbagai koleksi dan bahan, tetapi juga mendatangi tempat yang menjadi bahan penulisannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini