Sukses

Latih Guru Terapkan TIK dalam Pembelajaran, Kemendikbud Adopsi Standar UNESCO

Progam pembaTIK bertujuan meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi di kalangan para guru.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Plt Kapusdatin), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), M Hasan Chabibie menuturkan, pelatihan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran para guru atau dikenal sebagai Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) tahun ini mengacu pada standar kompetensi UNESCO.

"Aktivitas PembaTIK 2020 ini mengacu pada standar kompetensi UNESCO. Di mana ada empat level yang kita selama ini pegang, yang kita coba implementasikan stap by stap-nya sehingga bisa berlangsung hingga saat ini," ujar Chabibie dalam webinar Kemendikbud, Senin(14/9/2020).

PembaTIK merupakan program gagasan Pusdatin Kemendikbud yang telah dilangsungkan sejak dua tahun lalu. Program ini bertujuan guna meningkatkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi di kalangan para guru.

Adapun level yang disarankan UNESCO ialah pada level pertama berkaitan dengan literasi. Di mana pada level ini para guru dikenalkan dengan TIK dasar. Baik itu dari sisi konsepsi atau terminologi maupun dari sisi pengenalan perangkat.

"Dan bagaimana memanfaatkan internet itu secara sehat dan aman. Karena kami sadar betul bahwa proses pemanfaatan teknologi ini tidak bisa langsung, tetap harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan waktu-waktu yang disesuaikan," jelas dia.

Chabibie melanjutkan, level kedua merupakan level implementasi. Di mana pada level ini para guru mulai mempraktikkan penggunaan TIK dalam pembelajaran di lapangan.

"Dan itu juga kami juga sesuaikan dengan fitur-fitur yang ada dalam Rumah Belajar, televisi edukasi, mobile edukasi, suara edukasi maupun kita lakukan aktivitas kelas maya dengan tentu memanfaatkan semua resource teknologi informasi yang kita punya," jelasnya.

Level ini mendorong para guru untuk mengaplikasikan pengetahuan mengenai TIK pada level pertama ke dalam kelas.

Setelah level implementasi, dilanjutkan dengan level ketiga, yakni level kreasi. Level ini akan menyaring guru yang memiliki inovasi dan kreasi dalam melakukan pembelajaran memanfaatkan TIK.

"Pada level kreasi ini sudah tersaring lagi sekian guru yang luar biasa mampu menghasilkan produk-produk tersebut untuk kemudian pada level empat inilah nanti terjadi berbagi satu dengan yang lain," beber Chabibie.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini : 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagikan Inovasi ke Guru Lain

PembaTIK pada level empat, kata Chabibie guru-guru yang sudah tersaring diharapkan bisa lebih mampu secara komunikasi untuk membagikan semua inovasi yang mereka miliki dalam pemanfaatan TIK pada proses pembelajaran.

"Entah nanti dalam menulis artikel, entah dalam bentuk membuat video-video pembelajaran atau memfasilitasi video conferance atau bahkan melakukan komunikasi efektif yang lain yang itu kita harapkan mereka bisa membagikan semua praktik baik yang sudah dilakukan sebelumnya," jelas dia.

Plt Kapusdatin menambahkan, muara dari PembaTIK ini adalah para duta Rumah Belajar.

"Duta Rumah Belajar ini adalah sebuah keluarga besar dari Pustekom dahulu dan Pusdatin sekarang untuk melakukan pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi di provinsinya masing-masing," beber Chabibie.

Para duta inilah, menurut Chabibie yang akan menjadi pengeras suara di level provinsi dari pemanfaatan TIK yang ada di Kemendikbud, seperti halnya portal Rumah Belajar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.