Pengungsi Rohingya yang Meninggal di Aceh Bertambah Jadi 3 Orang

Ratusan Pengungsi Rohingya Terdampar di Pantai Lhokseumawe, Aceh — Pengungsi Rohingya beristirahat setelah perahu yang membawa mereka mendarat di Lhokseumawe, provinsi Aceh, Senin (7/9/2020). Hampir 300 Muslim Rohingya ditemukan di sebuah pantai di provinsi Aceh dan dievakuasi oleh militer, polisi dan Relawan. (AFP Photo/Rahmat Mirza)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengungsi muslim dari etnis Rohingya bernama Senowara (19) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Mutia, Kota Lhokseumawe, Aceh, pada Jumat (11/9/2020) dini hari sehingga jumlah total pengungsi Rohingya menjadi tiga orang yang meninggal.

"Iya hari ini bertambah satu lagi pengungsi muslim Rohingya meninggal dunia. Dengan demikian jumlah pengungsi asal Myanmar yang meninggal dunia menjadi tiga orang setelah lima hari mereka berada di Kota Lhokseumawe," kata juru bicara Satgas Penanganan Pengungsi Rohingya Lhokseumawe Marzuki di Banda Aceh, Jumat.

Disebutkan, muslim Rohingya itu meninggal sekitar pukul 02.00 WIB karena menderita penyakit sesak napas dan demam tinggi saat berada di Balai Latihan Kerja (BLK) Kandang, Kota Lhokseumawe yang menjadi tempat penampungan sementara.

Senowara merupakan salah seorang dari 297 orang imigran yang terdampar di Kota Lhokseumawe pada Senin (7/9/2020) lalu.

"Dia (Senowara) sore kemarin mengeluh sakit sesak napas dan panas tinggi sehingga petugas merujuk pemuda tersebut ke RSU Cut Mutia," katanya seperti dikutip Antara.

Namun, lanjut Marzuki, saat dalam penanganan petugas medis rumah sakit, pria etnis Rohingya itu menghembuskan napas terakhirnya.

"Senowara juga akan dimakamkan di TPU Kuta Blang Kota Lhokseumawe, sama seperti dua pengungsi sebelumnya yang meninggal dunia," katanya.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa saat ini terdapat empat pengungsi etnis Rohingya yang masih menjalani perawatan di RSU Cut Mutia.

"Ada empat yang dirawat di rumah sakit, sebagian pengungsi Rohingya di penampungan sementara itu kondisi kesehatannya masih ada yang belum stabil namun tidak parah," kata Marzuki.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ribuan penduduk Rohingya menggelar demonstrasi di Bangladesh. Mereka menolak dipulangkan ke Myanmar.

2 dari 2 halaman

Siapkan Ruangan IGD

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe T Adnan mengatakan pemkot akan mengupayakan menjadikan satu ruang di penampungan sebagai instalasi gawat darurat (IGD) seiring banyak pengungsi yang sakit dan meninggal dunia.

Di ruangan IGD tersebut nantinya akan terdapat tempat tidur dan obat-obatan, dan sekaligus menyediakan perawat khusus untuk menangani pengungsi etnis Rohingya.

"Semoga saja dengan upaya-upaya yang kita lakukan ini tidak ada lagi pengungsi yang meninggal dunia," demikian T Adnan.