Sukses

Standarisasi Harga Tes Usap Corona Bakal Diterapkan, Tertinggi Rp 500 Ribu

Menurut perhitungan BNPB, seharusnya harga tes usap paling tinggi sebesar Rp 500 ribu.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan menyiapkan standarisasi harga tes usap (swab test) virus corona Covid-19. Plt Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Dody Ruswandi mengatakan dengan adanya standarisasi ini, maka tidak ada lagi pihak yang menjual harga di atas standar yang telah ditetapkan.

Dody tak menampik masih ada sejumlah rumah sakit, khususnya rumah sakit swasta yang menetapkan harga tes usap sebesar Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.

"Saat ini kita sedang siapkan standar biaya untuk rumah sakit swasta kami sedang bekerja siapkan itu jadi mungkin nanti kepala BNPB akan berikan saran ke Menkes mungkin plafon max-nya sekian," ujar Dody ketika rapat di Komisi VIII DPR RI, Rabu (9/9/2020).

Dia mengatakan, BNPB tengah mengkaji masalah standarisasi harga ini. Menurut perhitungan BNPB, seharusnya harga tes usap paling tinggi sebesar Rp 500 ribu. Dody mengatakan, pihaknya mengusahakan agar rumah sakit swasta memberlakukan standar tersebut dan hanya mengambil margin keuntungan dengan batas wajar.

"Kajian itu sudah berjalan. Kami sudah punya baseline harga sebenarnya di bawah Rp500 ribu. Kalau diberlakukan di RS swasta tinggal ditambah margin keuntungan yang wajar," kata Dody.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Kemampuan Testing

Sementara itu, Dody mengungkap, pemerintah telah menambah kemampuan pemeriksaan Covid-19. Saat ini sudah ada 300 lab untuk pemeriksaan yang peralatannya didukung BNPB dan pemerintah.

"Sebagian ini yang dibantu adalah rumah sakit ataupun lab pemerintah, kemenkes, labkesda, atau lab di RS pemerintah atau RSUD," kata Dody.

Sehingga, untuk pemeriksaan lab ini seharusnya sudah gratis. BNPB juga memberlakukan skema bantuan berupa pemberian peralatan PCR dan mesin ekstraksi otomatis. Serta ada perusahaan yang dibantu untuk penyediaan jasa testing.

Menurut Dody hal ini mendorong meningkatnya kemampuan testing yang menyebabkan pula meningkat jumlah deteksi kasus positif.

"Kami juga bantu penyediaan jasa testing, ada lima perusahaan yang kami bantu perbesar kapasitas lab itu. Biayanya kami bayar. Ini sudah terselenggara," kata Dody.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.