Sukses

Semburan Lumpur di Bekasi Diduga Berasal dari Gas Alam

Menurutnya, meski semburan lumpur mencapai ketinggian kurang lebih 8 meter, namun tak sampai membanjiri lokasi.

Liputan6.com, Jakarta - Camat Jatisampurna, Wahyudin mengatakan semburan lumpur bercampur air yang terjadi di Kelurahan Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, kemungkinan disebabkan kandungan gas alam yang terdapat di wilayah tersebut.

Ia menjelaskan, wilayah Jatisampurna sudah bertahun lamanya menyimpan kandungan gas alam. Sejumlah perusahaan bahkan disebutkan sempat berusaha memanfaatkan kondisi ini untuk meraup keuntungan.

"Memang ada (gas alam) tapi di Kelurahan Jatiraden. Kalau ini kan di Jatirangga," kata Wahyudin, Senin (7/9/2020).

Menurutnya, meski semburan lumpur mencapai ketinggian kurang lebih 8 meter, namun tak sampai membanjiri lokasi. Ketinggian semburan pun berangsur kecil usai ditutupi oleh bebatuan dan karung pasir oleh petugas terkait.

"Maksudnya mau ngebor sumur. Pas kedalaman sekitar 70 meteran atau lebih, langsung keluar (semburan lumpur)," ucapnya.

Wahyudin berujar, semburan lumpur diprediksi akan berhenti dalam kurun waktu dua hari, sehingga warga sekitar tidak perlu khawatir semburan akan membanjiri kediaman mereka, seperti halnya lumpur Lapindo.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Panggil Ahli Geologi

Sementara Pemkot Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyambangi lokasi untuk menindaklanjuti semburan lumpur bercampur air dan gas, yang keluar dari titik pengeboran untuk usaha pribadi itu.

Area semburan kemudian ditutupi dengan menggunakan batu, semen, karung pasir dan baja. Upaya ini untuk meminimalisir semburan lumpur yang terus menerus keluar dan menggenangi sekitaran lokasi.

DLH juga akan berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat untuk mencari tahu penyebab pasti semburan dan kandungan apa saja yang terdapat di dalamnya. Sang pemilik lahan juga dikabarkan sudah memanggil ahli geologi untuk menyelidiki fenomena tersebut.

"Saat ini masih ditangani tim dari pemilik untuk perbaikan. Tim dari DLH juga masih mengerjakan di lokasi," ujar Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi alias Pepen yang ikut memantau ke lokasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.