Sukses

BNPT: Komunikasi dengan Ulama Cegah Paham Terorisme Muncul pada Generasi Muda

Menurut Kepala BNPT Boy Rafli Amar, di era teknologi informasi yang semakin berkembang membawa pengaruh yang sangat besar pada media sosial.

Liputan6.com, Jakarta Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar mengatakan, perlu adanya komunikasi intensif dengan para alim ulama maupun pimpinan pondok pesantren untuk mencegah munculnya paham radikal terorisme di kalangan generasi muda. 

Oleh sebab itu dia berharap Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), para tokoh agama dan masyarakat bisa terus memberikan bimbingan agar cinta kepada negara.

"Kami harus bisa membuka ruang komunikasi yang konstruktif, menjaga agar anak muda kita tidak mudah terpapar yang untuk hal-hal yang sifatnya mengarah kepada sikap-sikap yang intoleran dan bahkan melakukan tindakan yang destruktif . Itu yang bisa tidak diinginkan," kata Boy Rafli dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (29/8/2020).

Kepala BNPT ini melanjutkan, di era teknologi informasi yang semakin berkembang membawa pengaruh yang sangat besar pada media sosial.  Karena propaganda yang terbanyak datang melalui media sosial. 

"Dan ini tentunya kami harus bijak dalam menggunakan ataupun memanfaatkan informasi pada media sosial. Karena dari pengguna media sosial kita ketahui di Indonesia ini adalah umumnya para generasi muda," ujar mantan Kapolda Papua ini di Pondok Pesantren Ihya’ul Qur’an, Kabupaten Wonogiri, Jateng, Jumat, 28 Agustus 2020. 

Menurut dia, Indonesia saat ini sedang menghadapi bonus demografi sampai dengan 2045, sehingga generasi usia produktif ini sangat dominan. 

Oleh karena itu, dalam penggunaan media sosial ini juga perlu adanya bimbingan yang dilakukan dengan langkah-langkah literasi maupun edukasi kepada generasi muda.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melindungi Para Santri dari Paham Radikal

Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Al Ihya’ul Quran, ustaz Adriansyah mengungkapkan, bahwa pihaknya akan terus melindungi para santri-santrinya agar tidak mudah terpapar paham paham radikal.

"Alquran juga mengajarkan kita untuk saling peduli, empati dan saling menjaga serta dilarang untuk melakukan tindakan kedzaliman. Itu merupakan salah satu bentuk asas yang sangat mendasar sekali sebagai suatu tindakan untuk menangkal perilaku-perilaku yang intoleran tadi," ujar ustaz Adriansyah.

Untuk itu dirinya bersyukur bisa bertemu dengan jajaran pimpinan BNPT di pesantrennya sehingga bisa terbangun sebuah komunikasi. 

"Jadi sesuatu yang menjadi sebuah ganjalan dan jarak, ternyata ada hal yang bisa dikomunikasikan, sehingga banyak persoalan-persoalan yang bisa terselesaikan. Kata kuncinya adalah komunikasi tadi. Mudah-mudahan ini menjadi sebuah media penghubung bagi kita kedepan bisa lebih kondusif lagi," harapnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.