Sukses

Mendagri: Tak Mudah Atasi Penyebaran Covid-19 di Depok

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengakui tidak mudah mengatasi penyebaran Covid-19 di Kota Depok. Menurut dia, perlu bersinergi dengan daerah penyangga lain seperti Bogor dan Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengakui tidak mudah mengatasi penyebaran Covid-19 di Kota Depok. Menurut dia, perlu bersinergi dengan daerah penyangga lain seperti Bogor dan Jakarta.

"Banyak problem di Kota Depok ini yang membuat harus ada strategi tersendiri," kata Tito di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Tito mengatakan Kota Depok memiliki luas wilayah yang tak sebanding dengan jumlah penduduknya. Dia menyebut penduduk Kota Depok sangat tinggi, yaitu hampir 2 juta jiwa.

Belum lagi dari letak georafis, Tito mengatakan, tidak ada batas alam memisahkan Kota Depok dengan Jakarta yang merupakan episentrum pandemi Covid-19.

"Tidak ada wilayah alam dengan Jakarta yang menjadi episentrum pandemi. Kita juga menjadi tidak ada batas wilayah yang jelas dengan episentrum yang lain. Misalnya Bogor Kabupaten yang penduduknya 5 juta di sana. Sehingga memang otomatis mobilitas penduduk, interaksi penduduk antar wilayah dari Depok dan daerah sekitarnya sangat tinggi sekali," papar dia.

Karena itu, dalam menananggulangi pandemi Covid-19 Kota Depok harus berkolaborasi dengan daerah di sekitarnya.

"Saya sampaikan ke Gubernur DKI, Gubernur Banten dan Gubernur Jabar khusus Jabodetabek ini harus ada satu kebijakan dan keserempakan. Kalau mau PSBB, PSBB serempak semua," kata dia.

Selain itu, sebagian besar warga Depok merupakan kalangan menengah ke bawah. Sehingga ada dua masalah jika menemukan orang yang tidak menggunakan masker.

"Mereka tidak mau pakai karena memang tidak mengerti buat apa ini masker atau tidak mampu beli," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Perlu Karantina Wilayah

Menurut dia, tak perlu melakukan karantina wilayah atau lockdown tapi cukup mengencarkan penggunaan masker.

"Kota Depok tidak bisa melakukan lockdown atau impossible. Dan yang bisa dilakukan lockdown muka, hidung dan mulut kita yang kita lockdown daripada lockdown kota, susah," kata Tito.

Tito meminta Wali Kota Depok menggencarkan kegiatan bagi-bagi masker secara gratis.

"Ketika bertemu orang yang tidak pakai masker stop kasih sehingga timbul kesadaran," ucap dia.

Setelah itu, Tito melanjutkan, tinggal menunggu waktu dua minggu ke depan.

"Kalau masih ada yang tidak pakai masker baru penegakan hukum. Itu bisa menjadi dasar," ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.