Sukses


Wakil Ketua MPR Ungkap Rencana Bertemu Presiden Jelang Sidang Tahunan, Bahas Apa?

Pembahasan yang paling inti adalah bagaimana menghadapi keadaan saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mengatakan, Ketua MPR akan bertemu dengan Presiden Jokowi membahas kesiapan sidang tahunan yang rencananya digelar 14 Agustus nanti.

Terlebih sidang tahunan kali ini digelar di tengah Pandemi Covid-19.

Dia menjelaskan, adapun pembahasan yang akan dibicarakan terkait keadaan Pandemi Covid-19 yang berdampak hampir ke semua sektor. Terutama harapan masyarakat soal ekonomi dan kesehatan.

"Kita barusan bicara kesiapan-kesiapannya, nanti Ketua MPR akan ketemu Presiden hari Rabu. Untuk persiapan ketemunya apa-apa yang jadi harapan masyarakat yang Presiden perlu sampaikan, kemudian kita akan buat protokolernya," ujar Fadel dalam diskusi 4 Pilar dengan tema 'Sidang Tahunan MPR, Optimisme dan Harapan di Tengah Pandemi' di media center Gedung Nusantara, Jakarta, Senin (10/8/2020).

Dia melanjutkan, pembahasan yang paling inti adalah bagaimana menghadapi keadaan saat ini. Sebab, menurut pengamatan dari pihaknya, semakin hari makin mencemaskan dampak daripada pandemi Covid-19.

"Semakin hari semakin memburuk trennya, daya beli masyarakat semakin berkurang, demand itu hampir tidak ada, hotel-hotel baru sedikit baru mulai membuka, orang bepergian naik pesawat juga sangat rendah dan semua dalam keadaan ekstra hati-hati," terang dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dilarang Putus Asa

Di tempat sama, Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKB Jazilul Fawaid mengatakan, meski di tengah kondisi serba tidak menentu, selalu ada jalan keluar dan harapan baik.

Oleh karena itu, dia berpesan juga kepada masyarakat dan seluruh elemen bangsa agar tidak berputus asa dalam menghadapi kondisi saat ini.

"Masihkah ada harapan di tengah kesulitan yang seperti ini, harapan harus selalu ada. Putus asa dilarang agama dan dilarang juga oleh negara, bukan hanya agama, negara juga melarang orang berputus asa," ujar dia.

Dia pun menegaskan, semua juga harus tahu dan paham, bahwa yang mengalami dampak Pandemi tidak hanya Indonesia.

Sebab itu, kita harus saling mensuport satu sama lain, khususnya pemerintah kepada rakyatnya agar optimisme tetap terjaga.

"Sekarang ini kita dihadapkan kepada fakta, bahwa bukan hanya Indonesia, ekonomi dunia itu juga mengalami penurunan, ini optimisme dan harapan," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.