Sukses

Lembaga Eijkman sebut Pengembangan Vaksin Covid-19 Sekali Suntik untuk Seumur Hidup

Di tengah pandemi yang sampai saat ini belum berakhir, kecepatan produksi vaksin covid-19 juga harus lebih cepat dan sedapat mungkin tidak terlalu kompleks.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan terkait pengembangan vaksin di Indonesia, idealnya vaksin covid-19 harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain dari sudut imunitasnya kalau bisa sekali suntik dan bertahan seumur hidup.

"Sebagai gambaran umum bagaimana situasi yang harus kita hadapi bersama terkait dengan pengembangan vaksin covid-19 di Indonesia, antara lain dari sudut imunitasnya kalau bisa sekali suntik," kata Amin dalam Webinar bertema Ilmuwan Merespons Pandemi, Jakarta, Sabtu.

Kemudian, selain diharapkan bisa sekali suntik, vaksin tersebut juga diharapkan bisa bertahan seumur hidup dan bisa bertahan antibodinya.

"Kemudian juga imunitas yang dibentuk juga mencakup humoral dan seluler, kalau bisa. Dan juga ini efektif untuk semua umur. Ini kita harapkan dari bayi sampai orang tua, idealnya begitu. Tapi tidak selalu bisa berhasil," kata dia.

Kemudian, vaksin covid-19 tersebut juga diharapkan sedapat mungkin disuntikkan hanya satu kali saja. "Enggak perlu ada booster dua kali, tiga kali dan sebagainya," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Aman

Kemudian, dari sudut imunologi juga, kata Amin, sedapat mungkin tidak menyebabkan auto-imunity atau reaksi hipersensitivitas. Kemudian, persyaratan berikutnya dalam pengembangan vaksin adalah harus aman, efektif dan terjangkau.

"Pertimbangan lainnya, terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, tentu harga menjadi pertimbangan utama. Kalau kita bandingkan misalkan berita-berita di koran, bagaimana pemerintah di Amerika menggelontorkan banyak sekali dana untuk perusahaan vaksin mereka. Tapi itu tidak terjadi di Indonesia," ujarnya.

Kemudian, di tengah pandemi yang sampai saat ini belum berakhir, kecepatan produksi juga harus lebih cepat dan sedapat mungkin tidak terlalu kompleks.

Berikutnya, yang terpenting dalam tahapan pengembangan vaksin adalah selain perlunya persetujuan cepat dari pemerintah, masyarakat juga diharapkan bisa menerima kehadiran vaksin tersebut.

"Salah satu mungkin yang akan menjadi pertanyaan adalah masalah halal dan sebagainya," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.