Sukses

Corona Pukul Perekenomian RI, Wapres: Perlu Kebijakan Cegah Keterpurukan yang Lebih dalam

pemerintah (perlu) mengeluarkan kebijakan untuk mencegah keterpurukan ekonomi yang lebih dalam

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai bahwa pertimbangan pemerintah dalam menangani kondisi pandemi Covid-19 meletakkan keselamatan jiwa sebagai prioritas utama. Namun, penerapan kebijakan penanggulangan penyebaran Covid-19 seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tak pelak berdampak kepada sektor ekonomi.

"Physical distancing, serta arahan agar bekerja dan belajar dari rumah berdampak terhadap perekonomian. Sehingga pemerintah (perlu) mengeluarkan kebijakan untuk mencegah keterpurukan ekonomi yang lebih dalam," kata Ma'ruf saat mengisi Webinar Universitas Al-Azhar, Rabu (5/8/2020).

Menurut dia, kebijakan pemerintah sejalan dengan anjuran agama yang menghendaki tidak hanya menghilangkan dharar Covid-19 tapi juga dharar ekonomi. Sehingga fokus negara saat ini adalah bagaimana menghilangkan dua dharar tersebut (izaalatul dhararain).

Ma'ruf mencontohkan, fokus dijalani saat ini adalah dengan menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat, seperti memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin dan rentan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Kegiatan Usaha

Selain itu, lanjut dia, ada juga fokus untuk memastikan tersedianya berbagai kebutuhan bahan pokok, menjaga kegiatan usaha agar tidak mengalami pemburukan yang lebih dalam.

“Saatnya nanti akan dapat cepat bergerak kembali, termasuk melalui kebijakan pemberian stimulus fiskal melalui insentif perpajakan dan berbagai kemudahan lain,” harap Ma'ruf.

“Dan semoga dengan begitu mata rantai penularan Covid-19 bisa diputus dan pandemi ini segera berakhir,” dia menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.