Sukses

PDIP: Gus Im Sosok Muslim Nasionalis, Peduli Wong Cilik

KH Hasyim Wahid atau akrab dikenal Gus Im tutup usia pada Sabtu, 1 Agustus 2020 di RS Mayapada Jakarta pada pukul 04.18 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - KH Hasyim Wahid atau akrab dikenal Gus Im tutup usia pada Sabtu, 1 Agustus 2020 di RS Mayapada Jakarta pada pukul 04.18 WIB. KH Hasyim Wahid merupakan adik bungsu dari almarhum Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

PDIP menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya salah satu tokoh bangsa, sosok negarawan, dan pembela hak-hak wong cilik tersebut.

"Pagi ini saya melaporkan berita duka tersebut langsung ke Ibu Megawati Soekarnoputri. Beliau menyampaikan duka cita yang mendalam dan semoga Almarhum Husnul Khatimah," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Sabtu (1/8/2020).

Almarhum, kata Hasto merupakan bagian keluarga besar PDI Perjuangan, pernah menjabat sebagai salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan pada tahun 1998-2000.

"Semoga almarhum dilapangkan kuburnya dan ditempatkan di surga-Nya," kata Hasto.

Menurut dia, Gus Im dikenal sebagai sosok yang sangat gigih menanamkan Pancasila kepada generasi milenial, sehingga kalangan Muslim mempunyai komitmen yang kokoh terhadap Pancasila. Para ulama sudah menegaskan, Pancasila adalah final.

"Apa yang dilakukan Gus Im sebenarnya melanjutkan visi para pendiri bangsa, khususnya kakeknya, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dan kakaknya KH. Abdurrahman Wahid. PDI Perjuangan meneladani seluruh pemikiran pendiri bangsa, termasuk khasanah pemikiran Islam Nusantara yang dihayati okeh keluarga besar NU," ungkap Hasto.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Doa Untuk Gus Im

Menurut dia, almarhum dikenang sebagai sosok yang peduli pada hak-hak konstitusional wong cilik. Sebab itu, ia senantiasa mengajarkan kepada kaum muda agar paham peta geopolitik dan cengkraman kapitalisme global yang semakin menggurita masuk dalam relung-relung negeri kita.

Maka dari itu, kesadaran geopolitik ini menjadi penting agar menjadi bangsa yang berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

"Warisan pemikiran Gus Im tersebut akan selalu dikenang oleh negeri ini, karena kita saat ini betul-betul membutuhkan visi kebangsaan yang kokoh dan kesadaran pada geopolitik, sehingga kita dapat memahami bahaya kapitalisme global. Mari kita mendoakan almarhum semoga damai di sisi Tuhan dan seluruh amal baiknya diterima Tuhan Yang Maha Kuasa. Selamat Jalan Gus Im, doa seluruh keluarga besar PDI Perjuangan terus kami panjatkan kehadapan Ilahi," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.