Sukses

Kemendagri: Pilkada Serentak Bakal Gerakkan Perekonomian Daerah

Bahtiar mengatakan semua daerah penyelenggara Pilkada menyatakan kesiapannya, bahkan sebagian besar sudah 100 persen menyalurkan dana Pilkada tersebut kepada KPU dan Bawaslu sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menilai penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 dapat menggerakkan kembali perekonomian di daerah yang lesu akibat pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Politik & PUM) Kemendagri Bahtiar menuturkan, dana sebesar Rp 9 Triliun telah dikucurkan ke 270 daerah penyelenggara Pilkada pada Desember 2020 mendatang.

"Kemudian tiap pasangan calon juga akan mengeluarkan dana untuk kampanye, artinya ada perputaran ekonomi di sana," ujarnya dalam keterangan, Senin (27/7/2020).

Dalam beberapa minggu terakhir Kemendagri telah mengadakan roadshow terkait Pilkada ke  beberapa provinsi antara lain, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Papua, Papua Barat, Maluku dan Nusa Tenggara Barat. 

Bahtiar mengatakan semua daerah penyelenggara Pilkada menyatakan kesiapannya, bahkan sebagian besar sudah 100 persen menyalurkan dana Pilkada tersebut kepada KPU  dan Bawaslu sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).

"Tinggal beberapa daerah yang (pencairannya) masih di bawah 40 persen dan itu sudah kami berikan teguran. Kalau minggu ini tidak ada perkembangan, akan kami panggil,” kata dia. 

Penyelenggaraan Pilkada di tengah pandemi Covid-19, lanjutnya, akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi calon pasangan kepala daerah untuk menjalankan adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosialisasi Protokoler Kesehatan

Bahtiar menjelaskan penyelenggara Pilkada kali ini juga sekaligus akan menjadi agen sosialisasi pentingnya menjalankan protokol kesehatan baik saat menjalankan tahapan Pilkada maupun pada aktivitas sehari-hari. 

"Karena kita tahu jumlah petugas kesehatan terbatas. Kita juga mendorong paslon mengubah alat peraga kampanye dari kaos dan stiker menjadi masker dan hand sanitizer yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini,” jelas dia.

Selain itu menurutnya, kampanye juga otomatis akan berubah dan menjadi kreatif, memadukan teknologi informasi seperti webinar yang sekarang marak digunakan.

KPU juga didorong untuk memberikan materi debat Pilkada dengan tema peran Kepala Daerah dalam penanganan Covid-19 dan dampak sosial ekonominya.

"Narasi ini harus kita angkat supaya masyarakat mendapatkan pemimpin terbaik karena masyarakat membutuhkan pemimpin di masa krisis, bukan di masa normal,” tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.