Sukses

Kemendikbud Siapkan 10 Strategi untuk Hasilkan SDM Unggul

Strategi Kemendikbud pertama yaitu menerapkan kolaborasi dan pembinaan antar sekolah di semua jenjang, baik itu jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) hingga Perguruan Tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ainun Na'im menjabarkan 10 strategi utama untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul.

"Dan 10 strategi utama ini merupakan perubahan dari apa yang ada sekarang agar kita betul-betul dapat menghasilkan SDM yang unggul," jelas Ainun dalam acara Seminar PPRA LX Lemhannas RI pada Selasa, 21 Juli 2020. 

Strategi pertama, menerapkan kolaborasi dan pembinaan antar sekolah di semua jenjang, baik itu jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) hingga Perguruan Tinggi. Pihaknya mengaku membangun sekolah penggerak berkolaborasi dengan semua pihak termasuk pemerintah daerah.

"Karena tanpa kolaborasi ini kita akan semakin sulit mewujudkan pendidikan yang berkualitas," ucap dia.

Strategi kedua, dengan meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah. Caranya dengan memperbaiki proses rekrutmen dan memperbaiki proses pelatihan, penilaian serta mengembangkan komunitas platform pembelajaran.

"Kalau kita bicara platform pembelajaran artinya bahwa kita harus menggunakan teknologi yang advance, yang tinggi untuk memberikan pelayanan pembelajaran," paparnya. 

Ketiga, membangun platform pendidikan nasional berbasis teknologi yang berpusat pada siswa interdisipliner, berbasis proyek dan kolaboratif.

"Ini kelanjutan apa yang disebut tadi platform pembelajaran. Nantinya akan meliputi beberapa platform teknologi menyangkut pengelolaan sekolah yang dapat digunakan secara mudah oleh kepala sekolah untuk memanajemen sekolah, dan menjaga governed sekolah," ucap Ainun. 

Sehingga jika melalui platform itu berbagai pertanggungjawaban sekolah bisa dilakukan dengan mudah. Ada juga platform guru, kurikulum dan juga platform credential matching.

"Artinya setiap orang yang sudah menyelesaikan studinya dapat menggunakan platform tersebut untuk mencari kerja, memadukan kompetensinya dengan pekerjaan yang cocok. Atau mencari tambahan kompetensi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik," tutur dia.

Strategi selanjutnya dengan memperbaiki kurikulum nasional. Hal itu dilakukan dengan melakukan penyederhanaan konten belajar, memfokuskan pada literasi dan numerasi. Hal ini guna mendidik para anak untuk mampu menjadi penyelesai masalah dan mampu berpikir dengan kemampuan yang tinggi.

"Tidak hanya menghafal tapi juga menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks. Dan itu adalah yang dibutuhkan oleh dunia kita sekarang maupun yang akan datang," jelas Ainun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kolaborasi dengan Pemda hingga Bentuk Pendidikan Tinggi Kelas Dunia

Selanjutnya strategi kelima dengan cara meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi pendidikan yang merata.

"Strategi keenam, membangun sekolah atau lingkungan belajar masa depan. Ini adalah sekolah yang aman dan inklusif dan memanfaatkan teknologi, kolaboratif," ucap dia.

Strategi ketujuh, Ainun melanjutkan adalah dengan cara memberikan insentif kepada pihak swasta atas kolaborasi dan kontribusinya di bidang pendidikan Tanah Air.

"Kedelapan, mendorong kepemilikan industri dan otonomi pendidikan vokasi. Ini tantangan yang sudah lama kita hadapi, yaitu bagaimana kita bisa melaksanakan pendidikan vokasi bersama industri," beber Aninun. 

Dengan adanya peran industri diharapkan para siswa punya kesempatan untuk berlatih atau magang di tempat kerja.

Strategi kesembilan adalah dengan cara membentuk pendidikan tinggi berkelas dunia. Hal ini terkait dengan pengembangan Iptek dan pengembangan berbagai inovasi.

"Sehingga mampu menjadi driver dalam mewujudkan ekonomi yang menghasilkan kesejahteraan yang tinggi," urai dia.

Strategi terakhir adalah dengan menyederhanakan mekanisme akreditasi dengan memberikan otonomi lebih. Penerapan strategi ini di pendidikan tinggi, kata Ainun adalah untuk memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa agar bisa belajar bukan hanya di kelas.

"Tetapi dia bisa praktik kerja, bisa kerja sosial, bisa melakukan penelitian," ucapnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.