Sukses

RS Eka Hospital BSD: Sapardi Djoko Damono Meninggal Karena Penurunan Fungsi Organ

Sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pagi ini, Minggu (19/7/2020) sekitar pukul 09.17 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Sastrawan Indonesia, Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pagi ini, Minggu (19/7/2020) sekitar pukul 09.17 WIB.  Sebelum meninggal dunia, sastrawan Sapadi Djoko Damono mendapat perawatan intensif di Eka Hospital BSD Tangsel sejak 9 Juli 2020.

"Bapak sakit sejak 9 Juli, saat itu juga langsung dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan di sana," tutur Nana Subiyanto, perwakilan dari pihak keluarga almarhum, Minggu.

Selama di rumah sakit, Sapardi Djoko mendapatkan penanganan dari beberapa dokter spesialis. Sebab, sakit komplikasi yang diderita membuatnya harus terbaring dan tidak banyak berinteraksi.

"Sakit komplikasi saja,"ujar Nana.

Sementara, Erwin Suyanto, Marketing Communication Manager Eka Hospital mengatakan, bila Sapardi meninggal karena adanya penurunan fungsi organ. "Iya, adanya penurunan fungsi organ," ujarnya.

Hingga kini, jenazah almarhum Sapardi sudah disemayamkan di rumah duka di Komplek Dosen UI, Jalan Ir. H. Djuanda, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deretan Karya

Berikut rangkaian karya Sapardi baik puisi hingga esai yang dikutip dari laman Wikipedia.

1. SastraSunting

2. Duka-Mu Abadi (1969)

3. Lelaki Tua dan Laut (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)

4. Mata Pisau (1974)

5. Sepilihan Sajak George Seferis (1975; terjemahan karya George Seferis)

6. Puisi Klasik Cina (1976; terjemahan)

7. Lirik Klasik Parsi (1977; terjemahan)

8. Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982, Pustaka Jaya)

9. Perahu Kertas (1983)

10. Sihir Hujan (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)

11. Water Color Poems (1986; translated by J.H. McGlynn)

12. Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by J.H. McGlynn)

13. Afrika yang Resah (1988; terjemahan)

14. Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)

15. Hujan Bulan Juni (1994)

16. Black Magic Rain (translated by Harry G Aveling)

17. Arloji (1998)

18. Ayat-ayat Api (2000)

19. Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen)

20. Mata Jendela (2002)

22. Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen)

23. Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)

24. Mantra Orang Jawa (2005; puitisasi mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)

25. Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (2005; translated by J.H. McGlynn)

26. Kolam (2009; kumpulan puisi)

27. Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012; kumpulan puisi)

28. Namaku Sita (2012; kumpulan puisi)

29. The Birth of I La Galigo (2013; puitisasi epos "I La Galigo" terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John McGlynn)

30. Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi)

31. Trilogi Soekram (2015; novel)

32. Hujan Bulan Juni (2015; novel)

33. Melipat Jarak (2015, kumpulan puisi 1998-2015)

34. Suti (2015, novel)

35. Pingkan Melipat Jarak (2017; novel)

36. Yang Fana Adalah Waktu (2018; novel)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.