Sukses

Cerita Anggota Polisi Kelar dari Jeratan Narkoba selama 15 Tahun

Kecanduan narkoba bagi Eddy membuat hidupnya hancur. Keluarga dan kariernya di Korps Bhayangkara berantakan. Saat itu menurut Eddy menjadi titik terendah dalam hidupnya.

Liputan6.com, Jakarta Tak ada yang menyangka niat baik Aipda Eddy Sussanto akan berujung malapetaka baginya di kemudian hari. Anggota polisi itu memang sering memberikan tumpangan saat dirinya berangkat bekerja kepada masyarakat di wilayah tugasnya. 

Saat memberikan tumpangan, ia ditawari sebuah minuman. Tanpa rasa curiga, Eddy meneguk minuman tersebut. Ternyata minuman itu telah dicampur dengan narkoba.

"Nah pada saat itu saya nyetir dikasih minuman. Nah setelah saya minum ternyata itu sudah dicampur dengan narkoba," jelas Eddy dalam sesi diskusi daring bersama Liputan6.com, Kamis (16/7/2020).

Dari kejadian itu, dirinya berkenalan dengan narkoba. Menurut Eddy, sejak kali pertama mencicipi air yang dicampur narkoba jenis ekstasi itu, ia menjadi ingin mencobanya kembali. Rasa penasaran mendorong Eddy untuk mencoba narkoba atas kehendaknya sendiri.

"Ingin mencoba lagi, ingin mencoba lagi dan akhirnya menjadi kecanduan," ungkap Eddy.

Kecanduan narkoba bagi Eddy membuat hidupnya hancur. Keluarga dan kariernya di Korps Bhayangkara berantakan. Saat itu menurut Eddy menjadi titik terendah dalam hidupnya.

"Saya seperti sudah tidak tahu lagi mau ditaruh di mana muka saya ini. Terhadap pimpinan, rekan-rekan seangkatan dan keluarga saya," jelas Eddy.

Awalnya ia menikmati perpautan dengan barang haram itu. Ia berusaha menyimpan aibnya itu dari keluarga serta pimpinannya. Ia bahkan mesti berbohong untuk menyembunyikan hal itu.

"Tapi akhirnya semua tahu bahwa saya pengguna," kata dia.

Eddy mengaku begitu sulit untuk keluar dari jeratan narkoba. Ia membutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk sadar mau lepas dari mengonsumsi benda haram itu.

"Saya mencoba berkali-kali mencoba berhenti dengan upaya ikhtiar sendiri tapi gagal. Mencoba lagi gagal. Bahkan pimpinan sudah pernah menjatuhkan hukuman kepada saya, saya pernah mendapat hukuman disiplin dari pimpinan," jelas Eddy.

Hukuman tersebut dalam berbagai bentuk. Dari yang dikurung di dalam sel hingga dimutasi ke daerah pelosok. Namun semua itu tidak membuatnya lepas dari kecanduan narkoba.

"Sampai akhirnya saya mengikuti layanan rehabilitasi secara mandiri. Jadi saya datang dengan kesadaran sendiri bersama salah satu layanan rehab yang ada di Palembang. Saya ikuti kegiatan rehabilitasi di situ. Akhirnya saya menyelesaikan tahapan program, dan Alhamdulillah sampai dengan sekarang saya clear, saya benar-benar tidak menggunakan lagi," ucap Eddy.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesan Jauhi Narkoba

Eddy menyampaikan pesan kepada mereka yang saat ini tengah terjerembap dalam ketergantungan narkoba untuk segera berobat atau merehabilitasi diri.

Dia juga meminta mereka untuk meninggalkan pergaulan atau lingkungan yang memicu untuk kembali mengonsumsi zat haram tersebut.

"Jangan sungkan untuk mengikuti layanan rehabilitasi. Karena tanpa rehab, menurut saya akan sangat sulit bagi pecandu untuk benar-benar pulih dan berada dalam komunitasnya," pesannya.

"Bergaullah dengan komunitas-komunitas yang positif yang menjadi penggerak anti narkoba. Seperti saya, saya ikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan baik oleh BNN," sambungnya.

Berkat komitmennya untuk keluar dari jeratan narkoba, Eddy kini membantu Polda Sumatera Selatan untuk merehabilitasi polisi di sana yang menyalahgunakan narkoba.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.