Sukses

Istana: Lebih Baik Serius Tangani COVID-19 Daripada Berpolemik soal Asal Muasal Virus

Juru bicara Kepresidenan Mochammad Fadjroel Rachman menegaskan bahwa lebih baik serius penanganan COVID-19 daripada terjebak dalam perbedaan pandangan antara Amerika Serikat dan China.

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara Kepresidenan Mochammad Fadjroel Rachman menegaskan bahwa lebih baik serius penanganan COVID-19 daripada terjebak dalam perbedaan pandangan antara Amerika Serikat dan China mengenai asal mula wabah tersebut.

"Sikap pemerintah Indonesia sudah jelas, betul-betul fokus penanganan COVID-19 sesuai prinsip konstitusi kita," ujarnya dalam Webinar Indonesia dan Kerja Sama Internasional Penanganan COVID-19, Jumat (3/7/2020).

Dengan mengutamakan penanganan COVID-19, jelasnya, berarti melindungi keselamatan 267 juta jiwa penduduk Indonesia.

Dengan fokus penanganan itu pula, lanjut Fadjroel, maka Indonesia juga turut berupaya menyelamatkan 7,7 miliar jiwa penduduk dunia.

"Presiden Jokowi hanya fokus dalam upaya menyelamatkan WNI karena berarti ikut pula dalam upaya menyelamatkan 7,7 miliar jiwa penduduk dunia melalui kerja sama dan pertukaran pengetahuan," katanya seperti dikutip dari Antara.

Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah berpihak kepada negara mana pun terkait polemik mengenai asal virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut.

"Pemerintah tidak berupaya melihat perbedaan (AS-China) karena seluruh dunia sedang menghadapi bencana yang sama. 216 negara di dunia ini tidak ada satu pun yang kebal. COVID-19 tidak mengenal suku, ras, agama, dan negara," ujarnya.

Dalam penanganan pandemi, jelasnya, Presiden Joko Widodo telah memperkenalkan pola kerja sama kolaborasi komunitas.

"Pola yang disebut presiden sebagai gotong royong ini tidak hanya berlaku di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri. Apalagi Bapak Presiden juga sebelumnya membangun solidaritas politik antarnegara berkembang," kata Fadjroel.

Melalui pola kerja sama internasional tersebut, hingga Juni 2020 Indonesia menerima bantuan penanganan COVID-19 dari sejumlah negara, termasuk organisasi internasional, senilai 111,71 juta dolar AS.

"Hampir semua negara, baik Asia, Eropa, maupun Amerika, kita kerja sama saling membantu menghadapi COVID-19. Jepang, Uni Eropa, dan Korsel menjadi penyumbang terbesar," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

AS dan China Saling Tuduh

Rais Syuriah PCINU Tiongkok Imron Rosyadi Hamid mengajak masyarakat untuk menghargai kerja keras pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi.

"Presiden sangat serius mengatasi persoalan pandemi ini. Kita perlu melakukan kolaborasi komunitas bersama PCINU dan PCI Muhammadiyah untuk ikut mengatasi COVID-19," ujar dia.

Oleh sebab itu, Fadjroel menambahkan bahwa tanpa melibatkan tokoh-tokoh agama, maka perjuangan melawan COVID-19 kurang efektif.

Sampai saat ini, AS dan China masih saling tuduh mengenai asal mula COVID-19 sehingga menjadikan dunia makin terpolarisasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.