Sukses

Terus Bertambah, Penumpang MRT Jakarta Capai 21 Ribu Orang Saat PSBB Transisi

Pihak pengelola akan memperpanjang jam operasional jika jumlah penumpang MRT Jakarta terus meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar menyatakan, jumlah penumpang MRT Jakarta terus mengalami peningkatan saat pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi.

Dia menyebut, saat ini penumpang MRT Jakarta sudah mencapai angka 20 ribu orang dalam sehari. Saat pelaksanaan PSBB, penumpang MRT tidak mencapai 5 ribu orang dalam sehari.

"Memasuki fase transisi PSBB angkanya mulai naik yang di 30 Juni mencatatkan penumpang sejumlah 20.793. Bahkan data terbaru per 1 Juli kemarin sudah mencapai 21.478 penumpang," kata William saat diskusi daring, Kamis (2/7/202).

William mengharapkan, jumlah penumpang terus bertambah saat perpanjangan PSBB masa transisi selama dua pekan ke depan. Kendati begitu, dia menyatakan akan menerapkan sejumlah kebijakan bila jumlah penumpang mencapai 70 ribu orang dalam satu hari.

Salah satunya yakni akan memberlakukan perpanjangan waktu operasional MRT Jakarta di jam-jam sibuk, baik pada pagi dan sore hari.

"Sekarang hanya dua jam di pagi pukul 07.00-09.00 WIB dan sore pukul 17.00-19.00 WIB. Kalau nanti jumlah penumpang di atas 70 ribu, kita buat tiga jam di pagi dan sore," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aman Covid-19

William Sabandar juga menyatakan, hingga saat ini kereta MRT Jakarta masih aman untuk digunakan sebagai alat transportasi di Jakarta. Dia beralasan hingga saat ini tidak ada kasus penularan kasus virus corona atau Covid-19 di MRT.

"Sampai hari ini MRT itu tetap aman, enggak ada fakta atau data yang menunjukkan keterpaparan Covid-19 di MRT. Karena protokolnya kita tanamkan dengan jelas," kata William dalam diskusi daring, Kamis (2/7/2020).

William menyatakan, belum ada pihak yang dapat membuktikan ketakutan adanya penyebaran Covid-19 di transportasi umum. Dia juga mencotohkan sejumlah negara yang masyarakatnya mayoritas menggunakan transportasi umum memiliki grafik rendah dalam kasus Covid-19.

"Beberapa fakta misalnya Hong Kong yang berpenduduk 7,5 juta orang yang bergantung ini (transportasi umum). Kita bisa lihat bahwa kasus di sana hanya sekitar 1.100 kasus," ucapnya.

Karena hal itu, dia menyatakan saat ini terpenting pengelola dan masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan saat naik MRT.

Salah satunya yakni meningkatkan frekuensi layanan untuk mengurangi kepadatan penumpang.

"Transportasi enggak akan jadi tempat penularan kalau seluruh protokol diterapkan. Pakai masker, cuci tangan, meningkatkan fentilasi udara di kendaraan," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.