Sukses

Teten Sebut Jokowi Marah Karena Program Pemulihan Ekonomi Terhambat Aturan Teknis

Dia mengungkapkan, pihaknya tetap menjalankan instruksi presiden. Yang ini fokus pemberian subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menilai ancaman reshuffle kabinet Jokowi adalah hal yang wajar. Dia melihat salah satu kekesalan Jokowi lantaran Program Pemulihan Ekonomi (PEN) terhambat aturan teknis.

"Wajar saya kira Presiden ngambek, karena pelaksanaan PEN terhambat aturan pelaksanaan teknis," kata Teten kepada Liputan6.com, Rabu (30/6/3020).

Teten mengungkapkan, pihaknya tetap menjalankan instruksi presiden. Yang ini fokus pemberian subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Koordinasi dengan Perbankan dan OJK dalam pelaksanaan pemberian subsidi bunga kredit bunga KUR," jelas Teten.

Kemudian, melakukan pelaksanaan restrukturisasi pinjaman 40 koperasi yang menjadi mitra LPDB.

"Dan sudah selesai 100% dan sedang kami percepat penyaluran pembiayaan untuk koperasi lainya yang terdampak, yang belum menjadi mitra LPDB," tukas Teten Masduki.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ancaman Reshuffle Kabinet

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengancam akan reshuffle atau perombakan kabinet di tengah pandemi Corona. Hal itu disampaikan Jokowi di hadapan seluruh menteri dalam sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 18 Juni 2020.

Video rekaman sidang itu baru ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu 28 Juni 2020. Nada bicara Jokowi meninggi saat membuka pidato. Dia marah karena melihat menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja di tengah situasi krisis akibat pandemi Corona.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis," tegas Jokowi.

Masih dengan nada tinggi, Jokowi menyatakan akan mengambil langkah tegas bagi menterinya yang tak bekerja maksimal di masa pandemi Corona. Misalnya, melakukan reshuffle kabinet atau membubarkan lembaga.

Dia mengaku telah memikirkan langkah-langkah tersebut. Menurut dia, diperlukan langkah extraordinary atau luar biasa untuk menghadapi krisis saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.