Sukses

LIPI Terlibat Pengembangan Vaksin Corona dengan Kalbe Farma dan Korea Selatan

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 LIPI Puspita Lisdiyanti mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia dalam keterlibatan untuk uji klinis vaksin tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan terlibat dalam proses uji klinis vaksin Corona di Indonesia dengan Kalbe Farma dan Korea Selatan.

"Khususnya teman-teman LIPI terlibat dengan Kalbe Farma dan Korea. Kalau dengan Tiongkok kami belum pastikan," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko dalam pertemuan dengan media secara virtual, Jakarta Jumat, 26 Juni 2020, dilansir Antara. 

"Kita melibatkan diri dan terlibat di uji klinis fase 2 dan 3 dari kandidat vaksin yang sudah dikembangkan oleh berbagai mitra di luar negeri," tuturnya. 

Handoko menuturkan Genexine Korea Selatan saat ini sedang dalam proses persetujuan untuk uji klinis fase 1 di Korea, fase 1 untuk beberapa orang saja. Sementara fase 2 dan 3 uji klinis akan dilakukan di Indonesia.

Sementara, PT Bio Farma dan perusahaan bio farmasi asal China yakni Sinovac akan bekerja sama di uji klinis vaksin dari virus yang dilemahkan atau dimatikan.

Saat ini Indonesia secara mandiri sedang membuat vaksin berbasis protein rekombinan. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang memimpin pengembangan vaksin mandiri itu. Uji vaksin di hewan akan dilakukan fasilitas laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) LIPI di Cibinong, Jawa Barat.

Handoko menuturkan ada 135 kandidiat vaksin yang terdaftar di Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tetapi yang sudah masuk uji klinis baru 10 kandidat vaksin.

"Tidak ada seorang pun yang bisa menjamin mana yang akan berhasil," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebutuhan Vaksin Covid-19 di Indonesia Sangat Besar

Kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia terbilang besar mengingat jumlah penduduk Indonesia yang banyak. Jika melakukan vaksin pada 100 juta penduduk Indonesia, maka untuk dua kali suntikan vaksin berarti dibutuhkan 200 juta ampul.

"Kalau kita menunggu harus impor dari luar negeri belum tentu kita bisa mendapatkan itu karena semua negara ingin dapatkan itu," ujarnya.

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 LIPI sekaligus Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Puspita Lisdiyanti menambahkan, bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Universitas Indonesia dalam keterlibatan untuk uji klinis vaksin tersebut.

"Bagian kita nanti pas tes-tesnya nanti di BSL-3, karena perlu uji reaksi vaksin terhadap virusnya harus di BSL-3," ujar Lisdiyanti.

Saat ini dia mengaku pihaknya sedang dijajaki kemungkinan produksi 500 liter vaksin yang akan menggunakan fasilitas di Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Iptek LIPI.

"Jadi kita nanti kemandirian vaksin di Indonesia bisa dicapai karena memang produksi juga di Indonesia," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.