Sukses

Tanggulangi Covid-19, Mendagri Minta Koordinasi Antar-Wilayah Diperkuat

Tito mencontohkan penanggulangan Covid-19 di ibu kota yang dilakukan bersama-sama antara DKI Jakarta dan kota-kota penyangga di sekitarnya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut, koordinasi antarwilayah yang kuat dalam penanggulangan dan pencegahan Covid-19 sangat penting. Pasalnya koordinasi menjadi salah satu kunci untuk menekan dan menanggulangi penyebaran virus.

Tito mencontohkan, penanganan, pencegahan, dan penanggulangan Covid-19 di Jatim mulai tingkat konsep sampai implementasi cukup bagus. Bahkan ada beberapa inovasi yang cukup baik. Namun memang mesti diakui bahwa masih ada sejumlah hambatan di lapangan.

"Memang ada beberapa hambatan. Hambatan karena keterbatasan, kemampuan sesuai dengan kapasitas kewenangan dan fiskal daerah. Yang kedua masalah koordinasi, yang ketiga masalah eksekusi yang belum maksimal di tingkat bawah, terutama mungkin menyangkut masalah faktor budaya dan juga faktor situasi sosial masyarakat terutama di Surabaya Raya. Terutama dari semenjak merebaknya pandemik," kata Tito dalam acara Rakor Kesiapan Pilkada Serentak 2020 di Hotel JW Marriott, Surabaya, Jumat (26/6/2020).

Tito menambahkan, Pulau Jawa memang jadi perhatian serius pemerintah dalam penanggulangan Covid-19 ini. Sebab, Jawa merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia dengan penduduk sekitar 140 juta jiwa.

"Dan ini urusan pandemik penyakit infeksi apalagi yang penularannya melalui sistem pernapasan itu akan sangat mudah sekali dan yang terjadi kalau satu daerah menyelesaikan yang lain belum, maka akan terjadi pingpong antara satu daerah dengan daerah yang lain," katanya.

Mendagri mencontohkan Jakarta yang merupakan kawasan megapolitan tidak akan mampu menangani sendiri kasus Covid-19, karena ada kota satelit seperti Depok, Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor.

Apalagi tidak ada batas alam antara Jakarta dengan kota satelit di sekitarnya. Interaksi dan mobilisasi sosial sangat tinggi. Sama seperti Surabaya Raya. Karena itu, koordinasi yang kuat antarwilayah menjadi kunci.

"Jadi misalnya Bu Risma sudah bekerja setengah mati untuk mencegah penularan di Surabaya tanpa koordinasi yang bagus dengan kota-kota sekitarnya, dengan kabupaten sekitarnya. Kita tahu bahwa tidak ada batas alam antara Surabaya dengan Sidoarjo, Gresik. Sidoarjo dengan tetangganya. Gresik dengan tetangganya. Mobilitas akan terjadi setiap hari. Orang bekerja bolak balik, jadi meng-clear-kan Kota Surabaya saja akan sangat sulit. Oleh karena itu memang memerlukan untuk Surabaya Raya ini khusus sama seperti di Jakarta," ujar Tito.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Contoh Jabodetabek

Kemendagri, kata Tito, sudah mengkoordinasikan antara wilayah-wilayah di Jabodetabek serta menyamakan persepsi dan langkah. Ia mencontohkan, saat diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan seirama. Jadi jangan sampai PSBB-nya di satu daerah, tapi di daerah lain yang terkait kendor.

“Ya orangnya akan masuk ke situ nanti, bolak balik. Nah ini sama saja perlu adanya koordinasi di tingkat Surabaya Raya yang tentu saya lihat kalau di Jakarta itu menyangkut tiga provinsi, DKI Jakarta, Banten dan Jabar. Kalau di sini Surabaya Raya ini menyangkut Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan sekitarnya. Otomatis otoritas yang mengkoordinasikan adalah dari provinsi sehingga ini terjadi simultan," tandas Mendagri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.