Sukses

Wisata Jakarta Masih Lesu di Masa PSBB Transisi

Kendati sejumlah tempat wisata di Jakarta diperbolehkan untuk operasional, jumlah pengunjung tidak sesuai perkiraan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia mengaku penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi belum berdampak positif terhadap tempat wisata. Kendati sejumlah tempat wisata di Jakarta diperbolehkan untuk operasional, jumlah pengunjung tidak sesuai perkiraan.

Usai rapat bersama Komisi B DPRD DKI, Cucu menuturkan bahwa alasan minimnya pengunjung kemungkinan besar karena masih adanya kekhawatiran datang ke tempat keramaian.

"Orang masih ada perasaan takut untuk datang ke suatu tempat yang mungkin ekspektasinya terlalu ramai," kata Cucu, Selasa (23/6/2020).

Ia merinci, berdasarkan data yang diterimanya, jumlah pengunjung Ancol sebanyak 2.600 orang di hari pertama. Hari kedua, jumlah pengunjung sebanyak 4.600 orang. Jumlah tersebut masih jauh dari kapasitas yang dibuka oleh pihak Ancol.

Taman Margasatwa Ragunan, membatasi jumlah pengunjung sehari sebanyak 1.000 orang. Nyatanya, data mencatat hari pertama TMR dibuka jumlah pengunjung hanya 600 orang.

"Jadi ya ini sih sebenarnya di seluruh dunia juga sama," kata Cucu.

Tren seperti itu diakuinya juga terjadi di pusat perbelanjaan. Padahal, imbuhnya, beberapa tempat wisata dan pusat perbelanjaan di Jakarta membatasi kurang dari 50 persen kapasitas.

"Saya juga tahunya KPPI, mal kisarannya 20-30 persen untuk weekdays, weekend 30-40 persen tergantung malnya jadi ya mungkin orang masih beradaptasi juga untuk datang, wait and see seperti apa," ujar Cucu.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wisata Kepulauan Seribu

Agar sektor wisata di Jakarta tidak mati suri, dia mendorong agar warga Jakarta berwisata ke Pulau Seribu. Sebab, menurutnya, masih banyak warga tidak mengetahui detil wisata kepulauan tersebut.

"Bahkan Pulau Seribu sendiri warga Jabodetabek yang tahu cuma 30-40 persen. Ini riset, bukan main-main waktu saya di Kasubdit tanya Pulau Seribu tahu tapi ditanya berapa duit sih ke sana nah bingung ngapain aja sih di sana," tukasnya.

 

Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.