Sukses

Usai Peristiwa Karanganyar-Kendari, Mabes Polri Titahkan Keamanan Markas Diperketat

Instruksi ini menyusul adanya seorang pria yang memaksa masuk ke Mako Sat Brimon Polda Sulawesi Tenggara dan penyerangan di Karanganyar.

Liputan6.com, Jakarta Mabes Polri menginstruksikan jajarannya untuk memperketat pengamanan di markas polisi. Instruksi ini menyusul adanya seorang pria yang memaksa masuk ke Mako Sat Brimon Polda Sulawesi Tenggara, Sabtu, 20 Juni 2020.

"Kepada seluruh jajaran agar memperkuat pengamanan Mako dengan memperketat penjagaan dan selektif memeriksa orang-orang yang akan masuk ke dalam Mako," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Awi Setiyono di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin, 22 Juni 2020.

Selain itu, Polri meminta agar polisi yang bertugas di lapangan memperketat pengamanan dan saling menjaga. Jika perlu, ada polisi bersenjata yang mengawal petugas lapangan.

"Pimpinan juga memerintahkan anggota yang bertugas di lapangan, yang melakukan pengaturan, pengawalan dan patroli agar melaksanakan body system yakni anggota yang melaksanakan tugas diawasi dan diamankan oleh anggota yang lainnya dengan persenjataan," kata Awi.

Peningkatan pengamanan bagi polisi yang bertugas di lapangan ini mengingat mencegah pembacokan yang dilakukan orang tak dikenal terhadap Bripda Hanif Ariyono, pengemudi mobil dinas Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni. Bripda Hanif mengalami luka di punggung dan leher kanan.

Peristiwa tersebut terjadi saat kegiatan susur Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Minggu 21 Juni 2020.

Pelaku pembacokan kemudian ditembak di kakinya oleh polisi. Pelaku kemudian dilarikan ke RSUD Karanganyar. Namun nahas, pelaku meninggal dunia karena kehabisan darah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peristiwa di Sultra

Seorang pria di Kota Kendari bernama Salman (40) membuat heboh usai menerobos markas Brimob Polda Sulawesi Tenggara, Sabtu (20/6/2020) sekitar pukul 16.20 Wita. Dua hari setelah aksinya membuat panik, pria ini masuk ke Rumah Sakit Jiwa Kendari, Senin (22/6/2020).

Sebelumnya, dalam rekaman video yang ramai beredar, Salman terlihat di depan pos penjagaan Markas Brimob Polda Sultra. Menggunakan baju gamis, Salman memegang payung berwarna biru-putih sebagai tameng.

Awalnya, Salman terlihat berteriak-teriak dan menunjuk ke arah anggota polisi. Salman terdengar meneriakkan suara takbir dan terus berjalan ke arah belasan anggota polisi.

Tak peduli ada polisi yang berusaha mengadang jalannya, dia terus menerobos masuk. Untuk menghentikan aksi nekatnya, beberapa anggota polisi sempat mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.

Saat perhatian Salman teralihkan karena teriakan dan tembakan peringatan, salah seorang anggota Brimob, mengendap-endap dari arah belakang. Hanya dalam hitungan detik, anggota polisi yang memakai kaus hitam itu tiba-tiba menerjang dan membanting Salman ke tanah.

Selanjutnya, belasan anggota polisi lainnya maju dan mengerumuni pelaku. Salman kemudian diamankan dan dibawa masuk ke dalam markas Brimob.

Kasat Brimob Polda Sultra, Kombes Pol Adarma Sinaga SIK mengatakan, pria ini tiba-tiba masuk. Awalnya, dia dihentikan di penjagaan tetapi tak hirau, kemudian menerobos penjagaan petugas.

"Anggota awalnya sudah bicara baik-baik, tapi tak digubris pelaku. Saat itulah, dia sempat terlihat seperti dalam video, kasus ini kami serahkan ke Polda Sulawesi Tenggara," ujar Adarma Sinaga.

Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Ferry Walintukan SIK, mengatakan pria yang sempat bikin heboh usai mengamuk di markas Brimob Polda Sultra itu sudah dibawa ke RSJ Kendari. Diantar anggota Polda Sultra, dia diperiksa kondisi kejiwaannya.

"Memang ada riwayat dia pernah masuk di rumah sakit jiwa. Dia agak kurang," ujar Ferry Walintukan.

Dia menjelaskan, alasan Salman masuk dan menerobos masuk di Markas Brimob karena hendak berdakwah. Namun, apa pun alasannya, Salman mestinya melalui prosedur saat masuk berdakwah di markas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.