Sukses

Anies Pastikan CFD Jakarta Pekan Depan Akan Berbeda dari Sebelumnya

Anies mengatakan, saat ini pemprov DKI tengah mempelajari aturan CFD dengan pendekaan protokol kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan akan menerapkan hal berbeda pada saat CFD pekan depan. Ini dilakukan setelah CFD Jakarta pada Minggu 21 Juni menuai prokontra lantaran jumlah pengunjungnya yang membeludak.

“Langkah untuk pekan depan, yang pasti tidak sama dengam pekan kemarin. Dan ini bagian dari pembelajaran,” ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Senin 22 Juni 2020 malam.

Anies mengatakan, saat ini pemprov DKI tengah mempelajari aturan CFD dengan pendekaan protokol kesehatan.

"Apakah pendekatan yang masih seperti kemarin atau akan diubah pendekatannya tapi intinya adalah kita semua ini sedang dalam proses belajar. Belajar untuk menaati protokol," jelas Anies.

Anies meyakini, semua kebijakan dan evaluasi yang diambil memiliki hikmah. Tujuannya agar menjadi lebih baik lagi.

"Mengelola suatu kegiatan dan setia pada proses untuk mengambil hikmahnya, lakukan koreksi lakukan perbaikan," ujar Anies Baswedan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengunjung Membeludak

Anies menjelaskan alasan Pemprov DKI kembali membuka Hari Bebas Kendaran Bermotor (HBKB) atau car free day (CFD). “Tujuan kita warga yang ingin olahraga kita fasilitasi, karena minggu sebelumnya GBK penuh sekali,” kata Anies.

Namun, Anies menyebut jumlah pengunjung membeludak atau di luar prediksi. Oleh karena itu pihaknya melakukan koreksi atau evaluasi. “Kita evaluasi, karena dari awal kita berencana menyelamatkan warga. Dan mereka yang mau berolahraga, bersepeda kita kasih fasilitasnya, tapi ternyata jumlah melampaui yang diprediksi,” terangnya.

Anies menyebut sudah berupaya agar kerumunan berkurang dengan melarang adanya PKL berjualan. Namun volume pengunjung rupanya melonjak terutama pesepeda.

“Kemarin dilakukan hanya untuk bersepeda dan berjalan kaki atau lari, tapi berdagang tidak boleh. Lalu volumenya (pengunjung banyak), padahal sudah tidak boleh berjualan supaya tidak ada kerumunan,” ucapnya.

“Dengan kejadian itu kita review,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.